Dosen Fisika UNUD Perkenalkan Alat Pengering untuk Pembuatan Tumpeng Beras Mincid di Puluk-Puluk, Tabanan
Dosen Fisika Universitas Udayana yang tergabung dalam Program Udayana Mengabdi (PUM) UNUD Tahun 2023 memperkenalkan alat pengering untuk pembuatan tumpeng beras mincid di Banjar Dinas Puluk-Puluk, Desa Tengkudak, Penebel, Tabanan, Bali. Alat pengering tersebut dirancang khusus menggunakan bahan bakar gas cair (LPG).
Alat rancangan para dosen fisika ini diperkenalkan dalam acara pengabdian PUM 2023 yang diperuntukkan bagi Kelompok Tani dan Ternak Karya Mandiri yang berlokasi di Puluk-Puluk.
Alat pengering tumpeng beras mincid ini diharapkan dapat membantu kelompok tani dan ternak tersebut dalam memproduksi tumpeng beras dalam skala rumah tangga sehingga keperluan akan tumpeng beras yang sering digunakan dalam perlengkapan banten dapat terpenuhi.
“Dengan adanya alat pengering tumpeng ini, masyarakat petani dapat diberdayakan, khususnya untuk Kelompok Tani dan Ternak Karya Mandiri dalam menghasilkan produk tumpeng beras dengan memanfaatkan beras mincid yang biasanya dapat diperoleh dari hasil sortiran beras yang berasal dari pabrik penyosohan beras yang ada di sekitaran desa tersebut. Keberadaan alat pengering ini sangat dipentingkan terutama pada saat-saat kondisi hujan, di mana petani masih dapat beraktivitas di rumah tanpa harus keluar rumah dengan hasil produk tumpeng yang berkualitas.” Kata Ketua Tim Pengabdi dari Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Udayana, I Gde Antha Kasmawan.
Menurut Antha, teknik pengeringan menggunakan alat pengering lebih praktis, lebih mudah, dan lebih murah. Tujuannya pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam produk tumpeng beras sehingga produk tersebut lebih awet kalau disimpan dalam waktu yang relatif lama.
Di samping itu, keberadaan bibit kutu dalam produk tumpeng dapat dihindarkan. Alat pengering dirancang sebanyak 6 slot yang masing-masing dapat menampung puluhan tumpeng di setiap slotnya. Selanjutnya, Antha juga mengatakan bahwa tumpeng beras mincid dapat mengalami penyusutan bobot hingga sekitar 40-50 persen dengan warna produk putih bersih.
“Selama proses pengeringan, nyala api dari kompor gas dibuat kecil sehingga konsumsi gas LPG untuk pengeringan tumpeng beras selama sekitar 10 jam memerlukan biaya hanya sekitar Rp 6.000. Biaya tersebut lebih murah jika dibandingkan dengan biaya pengeringan konvensional yang waktu pengeringannya dapat mencapai 3-4 hari (saat cuaca cerah),” paparnya.
Alat pengering tumpeng beras mincid ini dirancang oleh I Gde Antha Kasmawan, bersama I Made Yuliara, Winardi Tjahjo Baskoro, Ni Nyoman Ratini, I Nengah Artawan, Ni Luh Putu Trisnawati, dan I Gusti Agung Widagda. Alat ini dirancang portabel menggunakan kombinasi bahan logam (90%) dan kayu (10%) dengan dimensi panjang, lebar, dan tinggi 60 cm x 50 cm x 120 cm.
Penulis: Ketua: I Gde Antha Kasmawan, Anggota: I Made Yuliara, Winardi Tjahjo Baskoro, Ni Nyoman Ratini, I Nengah Artawan, Ni Luh Putu Trisnawati, I Gusti Agung Widagda