Ket Foto : Lurah Ubung I Wayan Ariyanta SH ( baju putih jean biru) tengah memantau pelaksanaan penimbangan sampah daur ulang di Bank Sampah Ubung Catur Lestari Jumat (19/7)

 

Denpasar, (Metrobali.com)

Sampah berpotensi menjadi masalah jika tidak dikelola dengan baik. Apalagi kapasitas TPA Suwung semakin berkurang sedangkan volume sampah yang terkirim semakin meningkat. “Sesuai instruksi Walikota Denpasar Nomor 1 Tahun 2021 tentang Optimalisasi Pengurangan Sampah Berbasis Sumber, maka desa/lurah diminta mendorong warga memilah sampah agar volume sampah ke TPA Suwung semakin berkurang,” jelas Lurah Ubung Wayan Ariyanta, SH ketika ditemui di Bank Sampah Catur Ubung Lestari Jumat (19/7) siang. Menurutnya diperlukan terobosan agar warga termotivasi memilah sampah rumah tangganya dan membuang sampah yang masih bisa didaurulang ke bank sampah terdekat sehingga sisa sampah yang terbuang ke TPA semakin kecil. “Karena sampah organik rumah tangga bisa dijadikan pupuk kompos,” ujarnya.

Untuk menarik minat warganya, Lurah Ariyanta selama bulan Juli ini menggelar program memilah sampah dapat emas kerjasama Bank Sampah Catur Ubung Lestari dengan PT Pegadaian Area Denpasar 1. “Selain saldo dikonversi menjadi tabungan emas, tiga penabung sampah terbanyak berhak mendapat hadiah uang total senilai Rp 3,5 juta, dimana juara 1 Rp 2 juta, juara 2 Rp 1 juta dan juara 3 Rp 500ribu” jelas jebolan Fakultas Hukum Universitas Warmadewa ini. Bank sampahnya juga berpotensi maju ke tingkat nasional untuk memperebutkan hadiah 1 unit mobil pick up bagi bank sampah dengan jumlah penabung dan tabungan sampah terbanyak.

Oleh karenanya Ariyanta berharap masyarakat di Kelurahan Ubung dan sekitarnya dapat memanfaatkan kesempatan berharga ini dengan menabung sebanyak-banyaknya sampah plastik, kaca, kaleng, kertas dan sampah lain yang bisa didaurulang. Semua penabung sampah di Bulan Juli akan mendapatkan vocer bebas uang muka pembukaan tabungan emas dan saldonya dikonversi menjadi tabungan emas dari PT Pegadaian.

Saat ini swakelola sampah di Kelurahan Ubung setiap hari rata-rata mengangkut 8 truk dan 4 moci sampah ke TPA Suwung. “Swakelola sampah mewilayahi 4 lingkungan dengan jumlah penduduk 7415 jiwa sehingga volume sampah yang dihasilkan cukup tinggi,” jelas Ariyanta yang sudah 7 tahun menjabat Lurah Ubung ini. “Ke depan kami merencanakan membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di areal seluas 11,36 are agar bisa dilakukan pengolahan sampah organic sebagai pupuk,” tegas pria kelahiran Ubung ini.

Pihaknya berharap keberadaan bank sampah dan TPST nantinya akan dapat mengurangi volume sampah yang terkirim ke TPA Suwung. “Kuncinya ada di warga, jika warga mau memilah sampah dari rumah tangga agar sampah organik diolah menjadi pupuk dan sebagian sampah anorganik didaurulang maka sampah yang terkirim ke TPA akan semakin sedikit,” ujar lurah murah senyum ini.

Sementara itu pengelola Bank Sampah Catur Ubung Lestari Gede Sumantra menyatakan bahwa pihaknya telah bekerjasama dengan sekolah tingkat SD dan SMP, hotel, restoran serta instansi dan perusahaan di wilayah Kelurahan Ubung agar membuang sampah daur ulang ke Bank Sampah. “Tercatat jumlah nasabah mencapai 147 orang yang secara rutin menabung sampah anorganiknya kemari,” tambahnya. Bank Sampah Catur Ubung Lestari menempati areal seluas 1,8 are dilengkapi dengan bangunan kantor dan sarana prasarana penunjang berupa moci, peralatan computer printer dan kelengkapan lain yang merupakan bantuan PT Pegadaian. “Selama pandemi memang terjadi penyusutan jumlah sampah yang kami terima mengingat pembatasan operasional sekolah, hotel, restoran dan kantor-kantor tersebut,” jelas pengelola bank sampah yang mempekerjakan 4 orang karyawan tersebut. (RED-MB)