Dolar jatuh karena komentar disinflasi Powell, tampak kurang “hawkish”
Arsip foto – Dolar AS di Istanbul, Turki. ANTARA/Demirtas via Reuters Conne/pri. (Erhan Demirtas via Reuters Conne/Erhan Demirtas)
New York (Metrobali.com)-
Dolar jatuh dari tertinggi satu bulan pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), setelah Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell menggandakan pernyataan minggu lalu bahwa disinflasi telah dimulai, dengan mengatakan dia memperkirakan penurunan inflasi yang signifikan tahun ini.
Powell tidak kembali ke sikap hawkish meskipun laporan penggajian no-pertanian (NFP) AS lebih kuat dari perkiraan Jumat lalu (3/2/2023), yang membuat investor percaya bahwa Fed tidak akan memperketat lebih dari apa yang telah diperkirakan oleh pasar.
Greenback turun secara keseluruhan, dipimpin oleh kerugian versus yen, franc Swiss, serta dolar Australia dan Selandia Baru.
Dalam sesi tanya jawab di Economic Club of Washington, ketua Fed mengatakan pengembalian ke target inflasi bank sentral AS sebesar 2,0 persen akan menjadi proses yang bergelombang, yang akan membutuhkan kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Namun, Powell menolak untuk menyamakan kekuatan mengejutkan di pasar kerja yang ditunjukkan dalam laporan ketenagakerjaan Januari dengan ekspektasi bahwa suku bunga harus lebih tinggi dari perkiraan pejabat Fed akhir tahun lalu.
Laporan pekerjaan AS pada Jumat (3/2/2023) membuat salah langkah para pedagang yang mengandalkan jeda yang akan segera terjadi dalam siklus kenaikan suku bunga Fed, dan memberi dolar dorongan.
“Powell memiliki kesempatan untuk memberi sinyal pergeseran ke sikap yang lebih agresif dan dia tidak menerimanya,” tulis Bill Adams, kepala ekonom di Comerica Bank dalam catatan penelitian setelah pernyataan dari pejabat tinggi Fed itu.
“Dalam waktu dekat, Fed kemungkinan akan terus melakukan satu (atau mungkin dua) kenaikan lagi sebelum menahannya.
Indeks dolar, yang mengukur kinerja greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, jatuh ke posisi terendah setelah pernyataan Powell. Indeks terakhir turun 0,2 persen pada 103,39.
Suku bunga berjangka AS menunjukkan bahwa pasar memperkirakan suku bunga dana Fed mencapai puncak tepat di atas 5,1 persen pada Juni, dibandingkan dengan ekspektasi puncak di bawah 5,0 persen sebelum laporan pekerjaan Jumat (3/2/2023).
Dalam perdagangan sore, euro sedikit berubah terhadap dolar di 1,0719 dolar setelah sebelumnya jatuh ke level terendah lima minggu di 1,0670 dolar.
Dolar turun 1,2 persen versus yen menjadi 131,07 yen, setelah naik ke puncak satu bulan pada sehari sebelumnya. Yen terpukul oleh laporan Nikkei yang mengatakan pemerintah Jepang telah memanggil Deputi Gubernur Bank Sentral Jepang (BoJ) Masayoshi Amamiya untuk menggantikan Haruhiko Kuroda yang sedang menjabat sebagai gubernur bank sentral.
Amamiya dipandang lebih dovish daripada pesaing lainnya.
Sterling naik 0,1 persen menjadi 1,2035 dolar setelah jatuh ke level terendah satu bulan di 1,1974 dolar di sesi sebelumnya.
Investor sedang mencari komentar lebih lanjut dari bank sentral minggu ini menyusul apa yang dilihat sebagai hasil dovish dari pertemuan Bank Sentral Inggris minggu lalu.
Dolar Australia naik 0,9 persen pada 0,6943 dolar AS setelah melonjak 1,0 persen karena bank sentral negara itu menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin dan mengatakan lebih banyak kenaikan akan diperlukan, kemiringan kebijakan yang lebih hawkish daripada yang diperkirakan banyak orang. (Antara)
Editor : Nyoman Sutiawan
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.