Denpasar (Metrobali.com)-

Usai ditolak Lapas Kerobokan karena sakit, Nenek Loeana Kanginnadhi (77) mengalami nasib serupa di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar.Pasca-pemindahan paksa dari rumah sakit ke LP Kerobokan kemarin kondisi kesehatan Loeana kian memprihatinkan. Selain susah makan dia juga jarang komunikasi lebih banyak diam.

“Kakak saya sampai empat jam tidak dilayani di rumah sakit tadi malam,” kata Andre Kanginnadhi (62) adik kandung Loeana ditemui di RSUP Sanglah Denpasar, Jumat 27 Juli 2012.

Pihak rumah sakit menolak dengan alasan tidak ada surat penetapan dari pengadilan. Akhirnya setelah negosiasi alot Loeana diterima rumah sakit dengan status tidak jelas.

“Saat ini statusnya tidak jelas apakah dalam pembantaran atau bagaimana. Jika pembantaran tentunya itu kewenangan majelis hakim di pengadilan untuk membuat surat penetapan,” imbuhnya.

Jaksa terpaksa menitipkan Loeana yang masih tergolek lemas di Kamar 205 Wing Amerta RSUP Sanglah tanpa ada surat penetapan hakim.

Sebenarnya pihak keluarga sudah siap merawat Loeana di tempat yang lebih kondusif untuk mempercepat pemulihan kesehatannya. Namun hal itu ditolak jaksa.

“Kalau RS Sanglah tidak siap menerima, kami siap cari rumah sakit lainnya. Tapi jangan seperti ini, membiarkan pasien tanpa kejelasan padahal kondisinya sakit harus mendapat pelayanan,” sesalnya didampingi kuasa hukum Sumardhan.

Diakui Andre, kondisi kakaknya saat ini tidak stabil setelah hampir sepuluh jam mengalami tekanan psikologis cukup berat dibawa kesana kemari tanpa kejelasan.

Kondisinya mengalami kelelahan luar biasa atas peristiwa yang dialami pasca penjemputan paksa oleh jaksa. Untuk memulihkan kondisinya selain ditangani Dokter Lely, Loeana juga menjalni terapi oleh psikiater. BOB-MB