OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Denpasar (Metrobali.com)-

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali mempunyai sasaran untuk meningkatkan produksi jagung hingga mencapai 77.154 ton dalam musim tanam 2014 atau meningkat 36,27 persen dibandingkan musim tanam tahun sebelumnya 56.618 ton.

“Upaya itu dengan meningkatkan produksi persatuan hektare dan memperluas tanaman jagung, terutama di lahan kering,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardana, di Denpasar, Rabu (14/5).

Ia mengatakan, untuk mencapai sasaran produksi jagung tersebut akan melakukan penanaman pada lahan seluas 27.041 hektare, meningkat dibanding realisasi penanaman tahun sebelumnya tercatat 18.223 hektare.

Upaya itu juga disertai dengan memberikan bantuan bibit jagung jenis unggul kepada petani, disamping pendampingan dan pembinaan secara berkelanjutan.

Ida Bagus Wisnuardana menambahkan, produksi jagung di Bali tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 4.300 ton pipilan kering atau 6,95 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Berkurangnya produksi jagung itu akibat terjadinya penurunan luas panen sebesar 22.785 hektare atau 13,26 persen.

Berkurangnya luas panen tanaman jagung paling tinggi terjadi pada subround I (Januari-April) seluas 2.449 hektare dan menyusul pada subround II hanya 36 hektare.

Sedangkan pada subround III juga berkurang 300 hektare, disamping pengaruh cuaca dan curah hujan yang kurang baik bagi kelayakan pertumbuhan jagung.

Produksi jagung pada subround I (Januari-April) 2013 tercatat 45.105 ton biji kering berkurang 3.010 ton dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara produksi pada subround II (Mei-Agustus) 2013 juga berkurang 398 ton atau 6,90 persen dan subround III juga menurun 892 ton atau 11,17 persen.

Menurunnya produksi jagung tersebut selain akibat faktor teknis juga karena banyaknya tanaman jagung yang dipanen muda untuk jagung bakar dan rebus terutama di objek-objek wisata.

Kabupaten yang paling besar memberikan kontribusi terhadap produksi jagung di Bali adalah Kabupaten Buleleng sebesar 39,99 persen, menyusul Karangasem 24,66 persen dan Klungkung 14,38 persen.

Selain itu Kabupaten Bangli memberikan andil 13,27 persen serta produksi terendah terjadi di Kabupaten Jembrana, Badung dan Kota Denpasar, ujarnya. AN-MB