un

Denpasar (Metrobali.com)-

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali hingga saat ini tidak menemukan bukti-bukti adanya kebocoran soal Ujian Nasional menjenjang SMP seperti yang marak diberitakan pada berbagai media.

“Kalau memang faktanya benar, ada bukti-bukti, ya pasti akan segera ditindaklanjuti. Tetapi bukti sama sekali tidak ada terkait isu kebocoran soal itu,” kata Kepala Disdikpora Provinsi Bali Tjokorda Istri Agung (TIA) Kusuma Wardhani di Denpasar, Rabu (14/5).

Menurut dia, ketika dilaporkan ke polisi dan ternyata tidak ada bukti, tentunya posisi laporan menjadi lemah.

“Setiap ujian nasional selalu disampaikan isu kebocoran-kebocoran dan tidak hanya sekarang. Dari tahun ke tahun selalu disampaikan seperti itu, hanya kami tidak tahu sumbernya darimana, apa benar yang beredar itu jawaban soal, kami juga tidak tahu,” ujarnya.

Demikian juga dengan isu kebocoran soal UN di Kabupaten Buleleng, ucap TIA, ia sudah menghubungi Kadisdikpora Kabupaten Buleleng dan sudah menempatkan tim pengawas dan hasilnya memang tidak ditemukan bukti kebocoran soal.

“Disdikpora Buleleng bahkan sudah mengumpulkan semua kepala sekolah terkait dengan persoalan tersebut, dan sudah disampaikan bahwa tidak ada kebocoran soal,” ucapnya.

TIA berpandangan, kecil kemungkinan sampai soal UN bocor karena begitu soal diterima sudah langsung diamankan oleh aparat keamanan. Kepolisian juga sudah memantau terus hingga soal ada di sekolah.

Sebelumnya Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta juga menantang berbagai pihak untuk melakukan pembuktian terkait dugaan kebocoran soal Ujian Nasional jenjang SMP yang muncul di berbagai kabupaten/kota di Pulau Dewata.

“Kalaupun itu terjadi, ayo ditunjukkan, buktinya mana? Kalau ada bukti, mari kita serahkan kepada aparat keamanan,” katanya saat memberikan keterangan kepada awak media belum lama ini.

Menurut dia, jika dikaji dari proses pembuatan, penyimpanan, distribusi soal, ke sekolah-sekolah yang sudah dikawal oleh pelaksana teknis intern, pengawas eksternal, hingga kepolisian sebenarnya tidak mungkin sampai terjadi kebocoran soal.

“Kecuali barangkali ada dari tempat tempat pencetak yang menyebarkan itu, kalau itu yang terjadi, bukan tanggung jawab kami. Silahkan aparat pelaksana untuk menindaklanjuti sesuai dengan prosedur hukum,” ujarnya.

Pihaknya sangat berharap kebocoran soal tidak sampai terjadi karena jika ternyata benar akan sangat berpengaruh terhadap psikologis siswa. “Menurut hemat kami, itu tidak mungkin terjadi,” tegas Sudikerta. AN-MB