Mangupura (Metrobali.com) –

 

Inisiasi untuk mendorong untuk perombakan kurikulum di perguruan tinggi Vokasi, pembelajaran diupayakan berbasis proyek riil dari dunia kerja atau project based learning (PBL). Artinya, kurikulumnya harus lebih banyak mengarah kepada project based nya. Langkah ideal tersebut bertujuan untuk menyiapkan mahasiswa dalam menghadapi tantangan nyata. .

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Wikan Sakarinto saat memberikan masukan terhadap penguatan program S2 Fast Track di Kampus Politeknik Negeri Bali, Jimbaran-Bali Kamis (24/3/2022).

Dihadapan para akademisi dan pelaku dunia usaha dan dunia industri (DUDI) Pihaknya meyakinkan bahwa pembelajaran dengan metode interaktif sudah diterapkan di Batam, Kepulauan Riau guna lebih menyiapkan mahasiswa dalam menghadapi tantangan nyata.

“Sehingga nanti harapan saya, harapan kita, pendidikan tinggi vokasi termasuk Politeknik Negeri Bali itu, suasana pembelajarannya itu tidak lagi kaku seperti dulu-dulu. sudah saatnya, pendidikan tinggi vokasi mengubah paradigma pola pembelajaran kearah yang lebih ideal dan lebih komprehensif,” terang Wikan.

Penguatan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Project Based Learning (MBKM PBL) dan Program Hibah Matching Fund di Kampus Politeknik Negeri Bali (PNB) ini mendapatkan apresiasi dari kalangan DUDI yang melihat bahwa nantinya pola pembelajaran yang tidak kaku serta berorientasi untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam mencapai target atau sasaran yang kualitas hasil dan efektivitas yang dapat dipertanggungjawabkan.

“Kedepan, pendidikan tinggi vokasi bisa memulai pola tersebut dengan menyulap kelas-kelas itu harusnya tidak banyak lagi nanti. Kelas itu isinya tempat duduk dan papan tulis itu harusnya berubah menjadi co-working space atau co-working group, Jadi siswa itu nanti, kuliah itu sambil ngerjain project, dan bercampur baur dengan mahasiswa dari program studi lain, jurusan lain, bahkan adik-adik angkatan, jadi bercampur per meja working group itu garap project,” imbuh Wikan.

Direktur Politeknik Negeri Bali, I Nyoman Abdi pada kesempatan yang sama menyambut baik saran tersebut. Menurutnya, pola pembelajaran itu rencananya akan diimplementasikan sebagai penguatan untuk program D2 Fast Track.

Bahkan, PNB adalahn satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki 8 program studi baru untuk D2 Fast Track.

“Dengan didukung oleh SMK dan Dunia Usaha Dunia Industri. Ini akan menjadi luaran yang sangat bagus untuk industri, buat masyarakat kita, sehingga benar-benar nanti pendidikan kita memenuhi kebutuhan industri,” tegasnya.

Perubahan paradigma pembelajaran menjadi berbasis proyek di kelas, laboratorium, workshop, dan bengkel, diakui Abdi sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan industri.

Menurutnya langkah tersebut akan mampu mengatrol kompetensi, hard skill, dan soft skill mahasiswa. Hal itu lantaran adanya kolaborasi antar mahasiswa, jurusan, dan program studi.

“Bagusnya, mahasiswa nanti kalau dia menghasilkan produk yang siap dipakai di industri, menghasilkan produk yang siap dijual di dunia maya, maka dia akan memperoleh penghasilan mahasiswa ini,” pungkasnya.

 

Pewarta : Hidayat