Foto: Putu Suciawan bersama Devillas Band.

Klungkung (Metrobali.com)-

Nama Putu Suciawan dan Devillas Band mungkin memang belum terlalu familiar di kalangan pecinta musik tanah air. Namun siapa sangka band yang baru didirikan saat pandemi virus Corona melanda Bali dan Indonesia ini ternyata karya-karya musiknya sangat menginspirasi hingga diapresiasi juga penikmat musik dari mancanegara.

Yang lebih patut diapresiasi lagi, Putu Suciawan yang merupakan mantan narapidana ini mampu membuktikan bahwa dirinya bisa lepas dari stigma masyarakat yang selama ini mempersepsikan dan memberikan cap negatif kepada mantan narapidana.

Putu Suciawan mampu mematahkan stigma negatif dan mitos “sekali penjahat tetap penjahat,” dengan karya baik di seni musik maupun dengan kontribusinya ikut membangun pariwisata Nusa Penida, Klungkung.

“Orang yang pernah saya sakiti di masa lalu mungkin masih ada yang nyinyir melihat saya sekarang ini. Tapi setiap orang kan bisa melalui proses perubahan. Dari sinilah saya berharap karya-karya kami bisa diterima masyarakat. Apapun kesalahan saya di masa lalu bukan berarti juga kesalahan Devillas,” tutur Putu Suciawan saat ditemui, Rabu (1/7/2020).

Sejumlah karya musik atau lagu yang dihasilkan Putu Suciawan dan sekarang diaransemen ulang bersama Devillas Band seperti lagu “Keadaan” dan “Aku Harus Pulang” tercipta saat dirinya masih menjalani masa pidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Singaraja.

Lagu “Aku Harus Pulang” ini merupakan kisah nyata dari mantan vokalis, seorang mantan penjahat yang kini telah berhasil mengubah hidupnya menjadi arah yang sangat positif.

Karya ini menceritakan penyesalannya saat masih menyandang status sebagai seorang narapidana yang harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dipenjara di dalam Lembaga Pemasyarakatan atau Lapas Singaraja.

Lirik lagu yang sangat menyentuh ini mengilustrasikan penyesalan dan kerinduan seorang narapidana untuk kembali kepada keluarga, pulang ke rumahnya dan kembali berbaur di tengah-tengah masyarakat.

Lagu ini merupakan kisah nyata dari mantan vokalis, seorang mantan penjahat yang kini telah berhasil mengubah hidupnya menjadi arah yang sangat positif.

“Harapannya untuk temen-temen yang di penjara, bahwa pintu tobat masih terbuka. Di dalam penjara jangan pernah takut tidak diterima oleh masyarakat di luar selagi kita melakukan yang terbaik,” kata Putu Suciawan yang kini sebagai manajer di salah satu villa dan restoran di Nusa Penida ini.

Stop Stigma Negatif pada Mantan Napi

Pria asal Desa Sepang, Kabupaten Buleleng ini juga menyayangkan masih ada stigma dan label negatif dari masyarakat kepada para mantan narapidana. Ada sebagian masyarakat yang belum sepenuhnya mampu menerima keberadaan mantan narapidan saat berbaur di tengah-tengah masyarakat.

“Selama ini stigma dari masyarakat luas kepada mantan narapidana masih sering terjadi. Mereka tetap dicap penjahat dan selalu disisihkan. Mari terima mantan narapidana agar berbaur di masyarakat. Sebab setiap orang bisa berubah,” kata Putu Suciawan.

Para mantan narapidana bni jangan dihakimi mereka terus sehingga mereka bisa dapat kesempatan berbuat baik. “Ketika mereka dapat kesempatan berbuat baik maka mereka akan berbuat baik,” tegas Putu Suciawan.

“Mari kita rangkul mereka sebab mereka bisa berubah seperti saya. Tapi saya kan orangnya bermental baja, seperti apapun pandangan negatif dan stigma masyarakat saya tetap akan berbuat baik dan berkarya, syukur-syukur bisa menginspirasi. Saya tunjukkan bahwa saya bisa dan mampu,” imbuh pria yang merupakan vokalis Devillas Band ini.

Ia juga menyampaikan pesan moral kepada narapidana dan mantan narapidana bahwa harapan akan kehidupan yang lebih baik dan bisa berbuat baik kepada masyarakat selalu terbuka untuk mereka.

Siap Manggung di Kapal Pesiar dan Tiga Negara

Kini Putu Suciawan dan Devillas mendapatkan jalan terang dan sejumlah tawaran untuk tampil manggung membawakan lagu karya-karyannya hingga ke kapal pesiar mewah dan sejumlah negara di luar negeri.

“Sejauh ini kami dapat tawaran tampil di kapal pesiar dan tiga negara untuk membawakan lagu-lagu original kami baik yang berbahasa Inggris maupun bahasa Indonesia,” kata Putu Suciawan

Ia menuturkan Devillas dapat kontrak tampil di salah satu kapal pesiar yang berlayar dari Singapura menuju Australia melewati Indonesia. Kapal pesiar ini rencananya bersandar di Pelabuhan Benoa untuk juga mengisi logistik menuju ke Australia.

Devillas diperkirakan akan tampil di atas kapal pesiar ini pada awal Juli 2020. “Kami kebetulan diundang oleh pemilik kapal pesiarnya. Kebetulan juga ada investor di kapal pesiar ini yang mau berinvestasi di Nusa Penida. Jadi kami sambil juga promosikan pariwisata Bali khususnya Nusa Penida,” ujar Putu Suciawan.

Devillas juga diundang ke Australia untuk bisa bermain musik di “negeri kangguru” selama sebulan penuh. “Ada teman yang ngundang kami untuk main di Australia selama sebulan, diperkirakan sekitar bulan Desember 2020 ini atau Februari 2021,” ungkap Putu Suciawan yang berperan sebagai vokalis di Devillas Band.

Di Belanda (Europa) Devillas juga sudah disiapkan tempat untuk menggelar semacam konser. Selain itu tawaran datang pula dari seorang produser musik dari Amerika Serikat tepatnya dari Hollywood.

“Kebetulan kami juga dapat tawaran dari prosedur luar, dia akan membiayai kami berangkat ke negaranya di Amerika Serikat. Dia tinggal di Hollywood dan sudah donasikan dana ke kami sekitar Rp 10 juta hanya sekadar untuk kami menyambung hidup disini saat pandemi,” tutur Putu Suciawan. (dan)