din samsyudin

Jakarta (Metrobali.com)-

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin meminta umat Muslim Indonesia membudayakan orientasi beragama yang berkepatuhan kepada Allah SWT atau bersikap “Sami’na Wa Atho’na” (aku mendengar perintahMu dan aku taat melaksanakannya).

“Jika ini menjadi budaya beragama, umat Islam di Indonesia akan menjadi umat yang berbondong-bondong memenuhi masjid setiap panggilan adzan,” katanya dalam khutbah Wukuf di Padang Arafah, Jumat (3/10), sesuai siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu (4/10).

Menurut dia, Indonesia tidak hanya akan menjadi negeri ribuan masjid, tapi juga negeri jutaan jamaah. Masjid-masjid di Indonesia akan berfungsi sebagai pusat peribadatan dan pusat kegiatan muamalat umat.

“Jika demikian dilakukan, banyak masalah umat Islam dalam berbagai bidang kebudayaan seperti sosial, pendidikan, ekonomi, bahkan politik dapat dibicarakan dan diatasi,” katanya.

Selain itu, apabila “Sami’na Wa Atho’na” menjadi budaya maka umat Islam akan menjadi umat yang berlomba-lomba mengeluarkan zakat, infaq dan sedekah sehingga triliunan rupiah akan dapat terkumpulkan.

“Sebagai hasilnya, jutaan fakir miskin dan kaum dhuafa dapat tersantuni dan terberdayakan, ribuan sekolah, madrasah dan universitas dapat terbangunkan,” katanya.

Tidak itu saja, hasil lainnya yakni ratusan bahkan ribuan lembaga keuangan kecil dan besar dapat didirikan sehingga fenomena kemiskinan dan kebodohan akan hilang dari kehidupan umat Islam di Indonesia sebagai negeri dengan penduduk Muslim terbesar di dunia.

Din juga menyampaikan jika Sami’na Wa Atho’na menjadi budaya maka perintah Allah SWT kepada kaum beriman untuk menjadi umat tengahan dan umat terbaik akan ditaati dan amalkan.

“Sebagai akibatnya, umat Islam di Indonesia akan menjadi umat yang hidup dalam kerukunan dan bersedia berdampingan secara damai dengan saudara sebangsa dan se-Tanah Air walaupun berbeda suku dan agama,” katanya.

Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu berdoa agar jamaah haji Indonesia memperoleh kemabruran sejati dan paripurna, yakni dapat meraih pahala dan ridha Allah SWT.

“Dari keikhlasan dan ketekunan beribadah kini dan di Tanah Suci, serta mampu menjelmakan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan bersama di Tanah Air tercinta,” katanya. AN-MB