???????????????????????????????

Jembrana (Metrobali.com)-

 Mengetahui dirinya akan dijadikan pekerja seks komersial (PSK), OT (21) asal Dukuh Purworwejo Kecamatan Mlarak Kabupaten Ponorogo,Jawa Timur akhirnya kabur ke Jembrana. Sebelumnya, ia disekap di sebuah rumah kos-kosan di Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.

Dari cerita korban ditemui di sebuah rumah warga di Kelurahan Pendem Kecamatan Jembrana, Rabu (13/8), bermula dari ajakan temannya, Ana dari Madiun yang dikenal lewat BBM. Sedangkan Ana mendapat tawaran dari Sara, seorang wanita asal Bandung yang mengaku telah sukses di Bali. “Saya ditawari bekerja di restaurant oleh Ana dengan gaji Rp.3 juta. Katanya ia mendapat tawaran dari Sara” terangnya.

Sambil menunggu selesai renovasi kantor tempatnya bekerja, korban yang bekerja sebagai administrasi rekanan PLN di Ponorogo selama 1,5 tahun ini kemudian ikut ajakan Ana ke Bali.

Korban kemudian berangkat, Sabtu (9/8) pukul 21.00 menuju Madiun untuk bertemu Ana. Bersama Ana, korban kemudian berangkat menuju Banyuwangi untuk bertemu Sara. “Saya berbekal Rp.500 ribu. Dari rumah sampai Banyuwangi saya naik travel bayar Rp.240 ribu. Setelah ketemu Sara, ongkos travelnya diganti oleh Sara” ujar OT, Rabu (13/8).

Mereka bertiga kemudian menumpang bus menuju Terminal Mengwi dengan ongkos Rp.100 ribu per orang. Dari Terminal Mengwi, korban diajak naik taksi menuju rumah kos-kosan di Desa Ketewel, Gianyar dengan naik taksi. Namun sebelumnya mereka diajak berputar-putar. “Sampai di rumah kos itu hari Senin (11/8) sekitar pukul 01.00. Setelah itu Sara kemudian pergi. Saya tidak tahu kemana perginya” ujar OT.

Menurutnya keesokan harinya korban bertemu dengan seorang pekerja bangunan yang bekerja disebelah rumah kos-kosan.  “Bapak itu bilang, bahwa kos-kosan itu tempat perempuan nakal. Kalau malam sering dijemput dan pulangnya pagi. Dulu katanya pernah ada perempuan dari Jakarta kabur karena akan dijual” jelasnya.

Takut akan dijadikan PSK, korban akhirnya memilih kabur. Namun sebelumnya korban mengontak ayahnya di Ponorogo. Orang tua korban kemudian menghubungi temannya Indro dari Blitar yang sedang mengantar istrinya di Jembrana, sembari memberikan nomor HP korban.

Indro kemudian mengontak korban dan menyuruhnya segera kabur. Pada Selasa (12/8) korban kemudian keluar dari kos-kosan dengan diantar oleh pekerja bangunan ke Terminal Mengwi. Dari terminal Mengwi korban kemudian naik bus dan turun di Terminal Negara yang kemudian dijemput oleh Indro kemudian diajak ke rumah kerabatnya di Keluraha Pendem, Jembrana.

OT menambahkan sebenarnya sudah dilarang oleh suaminya untuk bekerja di Bali. Namun karena ditawari gaji besar, korban akhirnya berangkat ke Bali. “Mungkin sare hari ini saya akan pulang ke Ponorogo” ujarnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Gusti Made Sudarma Putra seizin Kapolres Jembrana ditemui saat mendampingi korban menghimbau para pendatang yang ingin mencari pekerjaan di Bali supaya lebih berhati-hati, sehingga tidak terjebak oleh bujuk rayu gaji besar. Apalagi pekerjaan yang dijanjikan belum jelas. MT-MB