Keterangan foto : Kejuaraan Catur Beregu (KCB) Non Master Se-Bali II digelar  di Hall Puri Satria, Denpasar, Minggu (8/7/2018)/MB

Denpasar, (Metrobali.com) –

Tingginya minat berlatih dan bermain catur namun tidak diimbangi dengan kuantitas dan frekuensi pertandingan membuat para pecatur yang kerap berlatih di Lapangan Puputan Badung merasa prihatin. Mereka menyayangkan potensi-potensi unggul yang sudah mengasah diri hampir setiap hari menjadi terbengkalai karena minimnya ajang bertanding, sehingga mendorong mereka menyelenggarakan kejuaraan catur beregu yang menyakup seluruh Bali.

Hal itu disampaikan I Nyoman Sutarjo, Ketua Panitia Kejuaraan Catur Beregu (KCB) Non Master Se-Bali II dalam pidato laporannya pada pembukaan kejuaraan tersebut yang di Hall Puri Satria, Denpasar, Minggu (8/7/2018).

Menurut Sutarjo, kurangnya pertandingan tersebut mengakibatkan potensi pecatur menjadi tidak berkembang meskipun berlatih secara rutin.  “Mereka justru menjadi mandek karena sekedar menjalani rutinitas latihan yang lawannya kualitasnya itu ke itu saja,” ucap Sutarjo. 

Karena itu beberapa pecatur dan pecinta catur memberanikan diri menyelenggarakan turnamen beregu yang melibatkan delapan regu dari Denpasar saja.  Di luar dugaan,  penyelenggaraan kejuaraan tersebut mendapat sambutan hangat dari para pecatur seantero Bali. Mereka mendesak agar kejuaraan serupa diselenggarakan lagi. Maka hadirlah Kejuaraan Catur Beregu (KCB) Non Master SeBali II ini. 

Dalam laporannya,  Sutarjo juga menyampaikan bahwa kejuaraan ini terselenggara berkat bantuan para donatur yang mencintai olahraga catur di Bali.  “Tanpa bantuan mereka kejuaraan ini tak mungkin terselenggara dengan baik,” tegasnya. 

Di akhir laporannya,  Sutarja menyampaikan bahwa KCB Non  Master Se Bali II ini diikuti oleh 45 tim yang terdiri dari 21 regu senior dan 24 regu. Seluruhnya terdiri dari 180 peserta yang berasal dari delapan kabupaten di Bali.

Ketua Pengurus Daerah (Pengda)  Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Provinsi Bali Sang Putu Subaya dalam sambutannya menyampaikan bahwa catur tergolong olah raga murah yang dapat menjangkau semua lapisan masyarakat dalam sehingga kemungkinan untuk menemukan potensi unggul sangat besar. Subaya mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi dan mendorong terselenggaranya kompetisi-kompetisi macam KCB menjadi ajang yang sehat dan berkesinambungan. 

“Melalui turnamen semacam inilah kami dapat memantau potensi pecatur untuk mengambil langkah pembinaan yang tepat,” ujarnya sembari mengimbau para pecatur senior untuk mementori para pecatur yunior. 

Sementara Ketua Komite Olahraa Nasional Indonesia (KONI) Daerah Bali, I Ketut Suwandi, menyambut hangat kejuaraan ini sebagai kegiatan postif untuk menggali potensi atlet catur di Bali. Suwandi berharap panitia kejuaraan dan Percasi Bali agar meningkatkan kualitas event seperti ini ke cakupan yang lebih luas. 

“Kalau bisa berskala nasional. Sehingga dari situ akan lahir atlet catur berskala nasional bahkan internasional,” ujarnya.

Pewarta : Widana Daud
Editor: Hana Sutiawati