Buleleng (Metrobali.com)-

Deputi Bisnis dan Komersial PSSI Pusat, Rudy Kandra didampingi Ketua Yayasan BUMN, Harjawan Balaningrath begitu antusias menghadiri kompetisi Antar Kampung (Tarkam) yang diselenggarakan Singa Anturan FC, Desa Anturan, Kecamatan/Kabupaten Buleleng pada Selasa, 29 Maret 2022 dilapangan desa setempat.

Kompetisi Tarkam yang cukup bergengsi ini, diikuti 6 klub sepakbola. Diantaranya Padma Tukadmungga, Forkal Kalibukbuk, Putra Lovina, Gapura Mas Sanggalangit, Putra Kubutambahan FC, serta tuan rumah Singa Anturan. Seluruh klub yang terlibat adalah konstituen Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Buleleng, ada yang merumput di Liga 1, Liga 2, maupun Liga 3 PSSI Buleleng.

Disela-sela menyaksikan pertandingan antara Gapura Mas Sanggalangit dengan Forkal Kalibukbuk FC, Rudy Kandra mengaku sangat terkejut dengan atmosfer kompetisi di Anturan. Iapun menyebut, meskipun hanya bersifat kompetisi antar kampung (tarkam), namun pertandingannya mampu menarik minat penonton.

“Saya yakin akan lahir pemain sepakbola yang andal dari kompetisi ini,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan, pertandingan Tarkam sangat berpengaruh pada iklim sepakbola di Indonesia. Baik yang bersifat turnamen maupun pertandingan persahabatan.

“Pertandingan menjadi ajang bagi pemain sepakbola untuk melatih teknik yang didapat selama latihan. Disamping itu pertandingan juga menjadi sarana melatih mental pemain mengolah bola di lapangan hijau.” ucap Rudy Kandra.

“Meskipun kata orang pertandingan tarkam, sebuah pertandingan tetap penting bagi pemain bola. Karena ini akan menjadi trigger. Jadi akan terus pemain yang tumbuh. Justru kalau tidak ada pertandingan, mereka akan merasa diabaikan. Karena hasil latihan tidak bisa disalurkan,” ujarnya menambahkan.

Sementara itu, Ketua Yayasan BUMN, Harjawan Balaningrath mengatakan pihaknya merasa terpanggil, agar iklim kompetisi sepakbola menjadi lebih baik lagi. Mengingat Yayasan BUMN telah menggelontorkan dana sebanyak Rp 40 juta untuk mendukung turnamen yang diselenggarakan Singa Anturan FC ini.

“Saya meyakini kompetisi yang rutin diselenggarakan, akan menghindarkan kalangan muda dari kegiatan negative. Harapannya, kompetisi bisa dilakukan lebih intens. Bahkan bila memungkinkan dilakukan dengan skema liga home-away.” terangnya.

“Masalahnya memang tidak semua desa punya lapangan. Mungkin nanti satu waktu kami diskusi dengan pemda dan PSSI. Supaya klub-klub yang tidak punya lapangan untuk home base, bisa pakai stadion besar seperti Mayor Metra untuk sementara waktu,” tandas Harjawan Balaningrath.

Pada sisi lain, Wakil Ketua Umum Askab PSSI Buleleng, Nyoman Suasana mengatakan dengan dibukanya kembali kompetisi sepak bola, ternyata animo masyarakat cukup tinggi dengan kehadirannya untuk menonton sepak bola. Hal ini menurutnya, akan memberikan vibrasi bagi pemain sepakbola di Buleleng.

“Sejak Tahun 2020, kita tidak bisa menggelar kompetisi terkendala adanya pandemi covid-19. Begitu juga untuk Tahun 2022 ini, juga tidak bisa melaksanakan kompetisi yang dikarenakan terlalu berhimpitan dengan Porprov Bali 2022. Namun demikian, kita berupaya untuk kompetisi liga internal PSSI Buleleng bisa digulirkan lagi di Tahun 2023 mendatang.” terang Suasana.

Diungkaapkan juga bahwa klub Singa Anturan memiliki sejarah yang panjang sebagai klub sepak bola. Karena banyak pemain potensial yang lahir dari klub Singa Anturan ini, untuk terlibat dalam tim sepak bola Porprov Buleleng, maupun dalam tim futsal.

 

Pewarta : Gus Sadarsana