Tabanan, (Metrobali.com)

 

Dalam rangka memperingati hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-114, Yayasan Rumah Cahaya Yadnya Tabanan menggelar dialog melibatkan sekitar 25 orang perwakilan organisasi kepemudaan yang dilaksanakan di Warung Ganesha Dajan Peken dengan Tema: Gagasan Pemuda untuk Tabanan Era Baru, Jumat (20/5/2022),sore.

Pemrakarsa dialog sekaligus Pendiri Yayasan Rumah Cahaya Yadnya Putu Panca Wardani dalam sambutan pembukaannya mengatakan, dialog dimaksudkan untuk berbagi gagasan dikalangan pemuda sekaligus mengajak mereka untuk berani menyampaikan gagasan untuk Tabanan Era Baru seperti apa yang tertuang dalan Visi Misi Pemerintah Kabupatan Tabanan saat ini, terangnya.
Sejumlah elemen pemuda yang hadir antara lain : Ketua/Perwakilan Sekaa Truna Truni, organisasi profesi, KNPI, OSIS, Pradah, KMHDI. Pokdarwis dan sekaha kesenian denfgan total peserta sekitar 25 orang. Untuk berbagi pengalaman panitia juga mengundang narasumber yakni Sekjen Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) Dewa Nyoman Budiasa yang selama ini sering melalang buana ke berbagai Negara dalam rangka urusan ketenagaan kerjaan di Kapal Pesiar dimana banyak berasal dari anak muda Bali termasuk Tabanan. “Pengalaman melihat tanah kelahiran Tabanan dari luar akan memberi inspirasi dan pandangan yang berbeda”, ujar Gus Arya peserta yang banyak bergumul dalam kegiatan kepemudaan dan Usaha Mikro di Tabanan.

Para peserta nampak cukup antusias menyampaikan gagasan, sepertinya ada kerinduan setelah hampir dua tahun dimasa Pandemi Covid-19 sangat jarang ada acara diskusi tatap muka. Dalam dialog mengemuka berbagai pendapat dan gagasan tentang dinamika social, adat dan budaya di kabupaten Tabanan yang sangat membutuhkan peran pemuda sebagai penggerak. Dari sisi kesejarahaan momentum Harkitnas kental dengan situasi kaum Bumiputra (Rakyat Indonesia) di masa pra kemerdekaan di awal abad ke 20. Terbentuknya Organisasi Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908 di Batavia akhirnya menjadi inspirasi sekaligus penggerak kaum pemuda Bumiputra untuk menumbuhkan rasa kebangsaan dan persatuan menuju kemerdekaan Indonesia.

Diakhir acara, Sekjen KPI Pusat Dewa Budiasa menegaskan, mempelajari sejarah budaya bangsa sangat penting agar para pemuda memiliki cita-cita dan keberanian untuk mewujudkannya. Dulu para pejuang berani menghadapi tekanan penjajah menuntut kemerdekaan karena mereka memahami sejarah nusantara. Dan kini pun kita harus terus berjuang dan berani, agar muncul keberanian kita harus memerdekakan diri kita dulu secara social, ekonomi dan politik, pungkasnya. (Sut)