Pertemuan UNOAC

Nusa Dua (Metrobali.com)-

Dalam event The Sixth Global Forum United Nations Alliance of Civilizations (UNAOC) yang berlangsung hari ini (red, Jumat 29/8) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan antara islam dengan barat atau modernitas sangat sulit untuk disatukan.

Selain itu meningkatnya ketegangan antara Amerika dengan Ukraina sehingga mengalami krisis yang melanda di kawasan Timur Tengah, konflik di Gaza, Syria, Irak dan peperangan tentu saja menimbulkan banyak pihak yang menjadi korban. Diapun mengecam keras adanya ekstrimisme serta paham ISIS yang bisa merusak hubungan negara yang ada di berbagai belahan dunia.

“Seperti konflik antara Amerika melawan Rusia, geo politik di Ukraina, saya khawatir jika ada new cold war, di kawasan Timur Tengah itu tidak bisa kita terima lagi, semua pihak jadi korban, Syria, Irak, bahkan ada faham ISIS dan gerakan ekstremisme yang bisa merusak generasi-generasi muda kita,” kata Presiden dalam Pernyataan Bersamanya usai foto session dalam event UNAOC yang berlangsung di Nusa Dua Bali, Kamis (29/8).

Karena itu dengan event UNAOC yang mengambil tema Unity and diversity, antara negara yang satu dengan yang lainnya bisa terjaga toleransinya. Apalagi dengan motto Bhineka Tunggal Ika yang menjadi tema UNAOC diharapkan bisa menjadi acuan bagi delegasi-delegasi negara yang tengah berkonflik. Presiden menjelaskan selama 13 tahun hubungan islam dengan barat tidak pernah harmonis, apalagi diperkeruh dengan adanya civilizations itu sendiri.

SBY juga menegaskan dalam rangka menyatukan dua peradaban islam dengan barat itu pihaknya akan terus mengupayakan dialog dan mendorong colective outcame setelah event sebelumnya UNAOC dilangsungkan di Spanyol, Turki dan Qatar.

“Kami akan upayakan dialog, berkrim pesan yang keras secara terbuka untuk relevansinya dalam peradaban, jangan sampai ini merusak generasi ke depan saya khawatir generasi muda kita akan mudah terpengaruh karena itu dengan adanya UNAOC di Bali ini bisa terjalin komunikasi yang lebih erat lagi,” kata Presiden.

Senada dengan Presiden SBY, Sekjen PBB Ban Ki Moon, menegaskan pihaknya sangat concern dalam mengatasi krisis terutama kondisi di Ukraina yang semakin memburuk. Dewan Keamanan PBB telah membahasnya di KTT yang sebelumnya di gelar di Belarusia, kita juga telah melakukan sejumlah diskusi multilateral dimana kita telah dibayangi peperangan baru,” sebut Ban Ki Moon.

Sementara itu, Wakil ketua UNAOC Nassir Abdulaziz Al-Nasser, mengungkapkan untukpertama kalinya dia menghadiri forum ini dan menurutnya banyak hal yang akan disampaikan pada sesi selama 2 hari.

“Fokus saya terhadap kondisi dunia saat ini. Identitas budaya jadi konflik utama perang saat ini, Gaza, Srilanka, Myanmar, Ukraina, mengalami krisis ini,” ungkapnya.

Konflik tersebut mempengaruhi iklim dan ekonomi sehingga memaksa orang untuk keluar dari negaranya, sebagai imigran mereka serigkali tertindas. “UNAOC yang memiliki dana kecil, sangat membutuhkan dana untuk kemajuan dunia dengan mengadakan venue diberbagai komunitas kita bisa memberdayakan mereka, aliansi bisa melakukan itu, kita butuh bantuan negara, kelompok dan masyarakat umum, mari kita berdayakan kerjasama ini untuk mendorong kebijakan PBB. SIA-MB