Jembrana (Metrobali.com)-

Keluhan sejumlah warga Desa Perancak Kecamatan Jembrana akan pelayanan PDAM Jembrana disikapi Ketua DPRD Jembrana, Ketut Sugiasa. Pasalnya sejak sebulan terakhir air PDAM di Desa Perancak hanya keluar pada pukul 22.00 hingga 04.30 saja. Sedangkan memasuki pukul 05.00 air PDAM sudah tidak mengalir alias mati. Untuk mendapatkan air PDAM warga harus rela begadang hingga larut malam. 

Ditemui seusai pelantikan perbekel di Wantilan Pura Jagatnatha, Kamis (10/10) Ketua DPRD Jembrana mengatakan kalau warga sudah mengeluh, berarti pelayanan yang diberikan oleh pihak PDAM masih kurang, bahkan belum maksimal. “Semestinya pihak PDAM sudah melakukan antisipasi dari awal. Sehingga tidak ada keluhan dari warga. Kalau begini jelas warga yang dirugikan” ujar Sugiasa.

Diakuinya pelayanan PDAM hingga kini masih dirasa kurang. Pihaknya juga mengaku sering menerima keluhan dari warga terkait pelayanan PDAM, baik menyangkut kondisi air mapun kinerja petugas di lapangan. Bahkan dari informasi, petugas PDAM sudah jarang melakukan pencatatan. “Dicatat saja tidak, bagaimana cara menentukan kuota pemakaian. Ini kan juga bagian dari pelayanan” ujarnya.

Terkait belum disetujuinya pengajuan usulan kenaikan tarif  oleh Bupati Jembrana dari Rp.1.600 per meter kubik menjadi Rp.2.200 per meter kubik menurut Sugiasa sangat tepat. Pasalnya untuk menaikan tarif perlu ada kajian yang mendalam. Sehingga tidak menjadi masalah kedepannya, juga masyarakat tidak merasa terbebani. “Masalah pelayanan bukan saja menyangkut infrastruktur, namun semua aspek, termasuk SDM pegawai, baik yang bertugas dilapangan maupun yang lainnya” pungkasnya. MT-MB