Batam (Metrobali.com) –

Bank Indonesia mengindikasikan rupiah banyak dibawa lari ke Singapura, melihat dari kenaikan selisih outflow dan inflow rupiah BI sepanjang 2013, kata Kepala Kantor BI Batam Gusti Raizal Eka Putra di Batam, Selasa.

“Itu salah satu dugaan, ada rupiah di bawa ke sana (Singapura-red). Karena di sana ada kebutuhannya karena ada tenaga kerja kita yang kerja di sana,” kata Gusti Raizal Eka Putra dalam pemaparan Kajian Ekonomi Regional.

Pada 2013, BI mencatat outflow atau uang yang ke luar dari kas BI, sebesar Rp9,3 triliun, sementara inflow Rp2,3 triliun. Sehingga uang beredar atau selisih outflow dan inflow sebesar Rp7 triliun.

Menurut Gustian, selisih outflow dan inflow itu terlalu besar, sehingga BI mengindikasikan ada sesuatu yang negatif. Apalagi, dibanding 2011 dan 2012, selisih outflow-inflow sebanyak Rp4,3 triliun dan Rp4,7 triliun.

Seharusnya, kata dia, selisih outflow dan inflow tidak terlalu tinggi. “Seharusnya tetap di sini,” kata dia.

Indikasi adanya rupiah yang dibawa ke Singapura dilihat dari banyaknya tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Singapura. “Mungkin digajinya dalam rupiah. Atau dalam dolar Singapura dan Ringgit, tapi ada kebutuhan penukaran uang,” kata dia.

BI sedang meneliti penyebab pasti adanya selisih outflow-inflow, apakah ada penyimpangan dalam perputaran uang itu.

Selain kemungkinan rupiah dibawa ke luar negeri, ia juga mengatakan kemungkinan disebabkan pengaruh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.

“Apakah pengaruh pelemahan nilai tukar, tapi tidak juga. Karena transaksi valas seharusnya berputar juga, rupiah yang ditukarkan, dikembalikan lagi,” kata dia.

BI Batam membuat laporan kepada BI pusat mengenai terjadinya selisih outflow-inflow yang relatif besar. Dan masih menunggu rekomendasi dari pusat. (Ant)

Nurul H