Denpasar (Metrobali.com)-
Salah satu sekolah di Bali rupanya dibiayai khusus oleh sebuah perusahaan rokok. Sekolah tersebut milik Pemerintah Provinsi Bali bernama SMA Negeri Bali Mandara. Atas hal itu, Ketua Komnas Perlindungan Anak (Komnas Anak), Aris Merdeka Sirait menegaskan jika pihaknya akan mengirim surat resmi ke Gubernur Made Mangku Pastika terkait hal tersebut.
“Ini adalah sebuah kejahatan terselubung dari iklan rokok, tetapi kejahatan tersebut justru berada di lembaga pendidikan. Padahal Gubernur Bali sendiri tahu jika yang membiayai sekolah itu adalah sebuah perusahan rokok,” papar Aris saat ditemui di Hotel Grand Santi Denpasar, Sabtu 19 Mei 2012.
Menurut Aris, upaya Pemprov Bali dalam mencerdaskan masyarakatnya patut diacungi jempol. Namun, sadar atau tidak, upaya tersebut ternyata didanai oleh sebuah industri rokok. Kondisi ini, menurutnya kontra-produktif dengan Perda Kawasan Tanpa Rokok (KTR) yang akan diberlakukan 1 Juni 2012 di Pulau Dewata. Apalagi, lembaga pendidikan merupakan salah satu dari tujuh kawasan tanpa rokok, menjual, memasarkan atau iklan rokok. “Sekalipun di sekolah tersebut tidak ada orang merokok, tidak ada penjual rokok dan tidak ada iklan rokok secara langsung, tetapi sponsor dari salah satu produk rokok tersebut akan terus diingat dalam memori anak didik. Dan, bukan tidak mungkin, usia sekolah pasti ingin mencobanya,” tegas Aris.
Apalagi, menurut dia, meskipun di sekolah itu tak ada pamflet, brosur dan bilboard, tetap mengundang keingintahuan siswa untuk mencobanya. Terhadap fakta ini, Komnas Anak akan melayangkan surat resmi kepada Gubernur Made Mangku Pastika. Isi surat, Aris menjelaskan, merupakan nota protes kepada Pastika untuk mencabut sponsorship dari Sampoerna Foundation. Namun demikian, Komnas Anak akan berkoordinasi dengan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Bali untuk melakukan protes melalui surat resmi.
Seperti diketahui, sebuah sekolah bertaraf internasional yang dimotori oleh Pemprov Bali bernama SMA Negeri Bali Mandara disponsori penuh oleh Sampoerna Foundation. Sekolah tersebut saat ini sudah memiliki sekitar 75 siswa untuk angkatan pertama dari keluraga miskin yang berprestasi. Sekolah yang terletak di Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng itu merupakan sekolah gratis bagi siswa berprestasi. BOB-MB