hardys
Ilustrasi– Toko Hardys

Jembrana (Metrobali.com)-

Rencana perumahan mewah milik Hardys di utara Kantor Bupati Jembrana mendapat sorotan dari kalangan anggota DPRD Jembrana. Bahkan proyek tersebut dinilai hanya kamuflase saja.

Tudingan tersebut dilontarkan anggota Komisi A DPRD Jembrana, I Komang Dekritasa dan Ketut Sadwi Darmawan, Kamis (18/2).

Menurut keduanya, tudingan tersebut layak dikemukakan karena sudah beberapa tahun proyek tersebut dikembangkan, sampai sekarang belum satu rumah pun yang dibangun. Padahal, proyek tersebut sudah melakukan alihfungsi lahan pertanian hingga mencapai puluhan hektar.

“Dari fakta itu kami menduga, pengembang hanya menjadi calo tanah kavling untuk dijual kepada pihak ketiga” ujar kedua anggota DPRD Jembrana yang membidangi perizinan ditemui di Kantor DPRD Jembrana.

Mereka juga menilai Pemkab Jembrana terlalu cepat memberikan izin atas penguasaan lahan hingga berhektar-hektar kepada pihak pengembang.

Menurut mereka seharusnya ada klausul yang menyatakan pembangunan harus sudah dilakukan beberapa bulan sejak perizinan ditandatangani. “Apabila tidak dilakukan sampai jangka waktu yang ditentukan, izinnya dinyatakan gugur dengan sendirinya. Artinya pengembangnya tidak serius” tandas mereka.

Mereka juga menyoroti izin pengavlingan tanah sawah yang dilakukan sejumlah pengembang di Jembrana. Bahkan mereka mengaku kecewa dengan kinerja pemerintah yang dinilainya kurang peduli terhadap proyek pengavlingan tanah sawah di Jembrana.

Pengavlingan tanah yang ada selama ini dinilai belum memberikan kontribusi untuk PAD Jembrana. Bahkan, mereka menuding uang justru mengalir ke kantong sekelompok orang secara pribadi.

“Kami berani mengatakan itu karena kami tahu persis ada kelompok tertentu yang menggunakan fasilitas ini untuk kepentingan pribadi. Padahal seharusnya dana itu masuk ke kas daerah untuk membangun daerah” tegas keduanya. MT-MB