Dewan Kesal, Layanan RSUD Negara Lamban
Jembrana (Metrobali.com)-
Layanan RSUD Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, kembali menjadi sasaran amarah anggota DPRD Jembrana saat sidak ke RSUD Negara, Senin (16/11). Pasalnya, diduga karena layanan lamban dan tidak profesional, salah seorang pasien kecelakaan asal Desa Pekutatan Putu Yoga Antara meninggal karena kekurangan oksigen saat dirujuk ke RSUD Sanglah.
Kekesalan tersebut disampaikan sejumlah anggota DPRD Jembrana, diantaranya Nyoman Renteb, Nyoman Sudiasa, Ketut Suastika dan Gede Putu Suegardana Cita saat melakukan pertemuan dengan Direktur RSUD Negara dr Made Dwipayana yang didampingi Kabid Pelayanan Medik dan Pengendalian Mutu dr. Gede Ambara Putra dan staf lainnya.
Nyoman Sudiasa menyayangkan pelayanan RSU Negara yang lamban dan kurang profesional. Pasalnya menurutnya masalah layanan sudah kerap kali menjadi sorotan masyarakat.
“Saya mendapat informasi, ada pasien kecelakaan dari Pekutatan yang sejak pagi seharusnya sudah di rujuk ke rumah sakit Sanglah, tapi terlambat karena menunggu mobil ambulan. Mobilnya ada, sopirnya yang tidak ada. Mobil ada, sopir ada, petugas yang mengantar tidak ada. Apa memang begini layanan disini (RSUD Negara)” ujarnya kesal.
Diakuinya, saat disampaikan itu, pihak rumah sakit menyampaikan berbagai alasan, namun pihaknya tidak bisa menerima alasan tersebut. Karena dari informasi, lantaran kehabisan oksigen, pasien meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit Sanglah.
“Sampai Mekayu, Tabanan, katanya oksigennya habis sehingga pasien meninggal dunia. Kenapa bisa seperti itu, Apa tidak dicek terlebih dulu. Kami menyadari, kematian bisa dimana saja, tapi yang kami sesali proses kematian seperti ini. Kenapa sampai bisa kekurangan oksigen” tandas Sudiasa yang akrab dipanggil Man Dadap.
Sementara itu, Nyoman Renteb, anggota dewan lainnya mengatakan keluhan masyarakat terkait pelayanan seharusnya dijadikan pemicu dalam meningkatkan pelayanan, bukan malah dicuekin. Pasalnya keluhan masyarakat tidak saja sekali, namun sudah berulang kali.
“Seharusnya manajemen rumah sakit sudah berbenah, apalagi mau berubah ke-tipe B. Kita sudah berulang kali menyampaikannya, tapi tetap saja begini” ujarnya.
Disisi lain, saat anggota dewan sidak kesejumlah sal, disejumlah kamar mandi sal ditemukan lampu kamar mandi sudah mati, bahkan tidak ada lampunya. Disejumlah area rumah sakit juga ditemukan sejumlah sampah berserakan.
Kepada sejumlah petugas apotik, dewan mengingatkan agar ketersediaan obat tetap terjaga, sehingga pasien tidak harus membeli obat ke apotek luar yang harganya lebih mahal.
Sementara itu, Direktur RSUD Negara dr Made Dwipayana mengatakan pihaknya sudah berupaya melakukan pelayanan semaksimal mungkin. Malah dalam melakukan pembenahan pihaknya telah menganggarkan senilai Rp.700 juta, termasuk untuk diklat petugas medis.
Terkait pasien kecelakaan yang meninggal dalam perjalanan, menurutnya pihaknya sebelumnya harus melakukan koordinasi dengan pihak rumah sakit Sanglah, karena harus ada persiapan dalam menerima pasien. MT-MB
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.