Denpasar, (Metrobali.com)-
Diinformasikan juga bahwa mulai tanggal 22 Maret 2020 sampai sore ini tanggal 2 April 2020 jumlah pekerja migran  yang kembali pulang sebanyak 3.481 orang, semuanya ini telah diperiksa kesehatannya. Telah dierikan Surat Keterangan Sehat dan himbauan untuk karantina di rumah.
Demikian keterangan pers yang disampaikan Kasatgas Dewa Made Indra yang dilaksanakan di Dinas Kominfos Provinsi Bali pada Kamis (2/4) petang.
Ia mengatakan, pihaknya telah minta kepada berbagai komponen untuk bersama-sama melakukan pengawasan terhadap ketaatan dan disiplin para pekerja migran untuk melakukan karantina Mandiri di rumah masing-masing.
“Berikutnya yang kami lakukan terhadap pekerja migra asal Bali yang pulang ke Bali bahwa  pada hari ini juga ada penambahan logistik dalam upaya penguatan penanganan covid-19. Hari ini kita mendapatkan tambahan suplai logistik yakni 7.500 APD dan 35.000 masker,” kata Dewa Indra.
Ditambah juga, lanjut Dewa Indra dengan rapid test yang kita terima kemarin terus kita pergunakan, dengan demikian maka upaya-upaya pencegahan dan juga upaya upaya penanganan yang kita lakukan akan semakin kuat.
Namun demikian, kata Kasatgas Dewa Indra, sekali lagi kuncinya ada pada diri individu Setiap warga masyarakat Bali untuk taat dan disiplin mengikuti instruksi Gubernur Bali mengenai bekerja di Rumah, Belajar, beribadah di rumah dan tidak mengadakan menghadiri kegiatan keramaian kegiatan hiburan dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat mengumpulkan massa, menjaga kesehatan, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, rajin mencuci tangan, gunakan masker.
Ia menegaskan, dan yang paling kuat adalah disiplin menjaga jarak, disiplin menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Jika itu kita bisa lakukan bersama maka sesungguhnya Covid-19 ini bisa kita kurangi penyebaran ke tingkat yang lebih rendah. Supaya Bali bisa segera terbebas dari covid-19 ini.
Apalagi para pemimpin agama, semuanya bersama-sama melaksanakan doa untuk mendoakan Bali agar selamat. “Jadi kita menghadapi covid-19 di Bali dalam dua dimensi, sekala dan niskala,” kata Dewa Indra.

Mengenai Dampak ekonomi, lanjut Dewa Indra hal Ini adalah atensi pemprov Bali selain di bidang operasional pencegahan, juga memperhatikan tentang ketersedian pangan masyarakat.

Laporan Kadis Pertanian dan Kadis ketahanan pangan kita terima setiap hari. Pangan saat ini dalam posisi aman. Demikian juga di pasar, kondisi harga juga terkendali.
Kepala Bulog juga melaporkan, persediaan beras cukup untuk antisipasi dampak dari merebaknya covid-19. Secara umum, cadangan beras bulog cukup , produksi dan ketersediaan pangan d pasar cukup, dengan harga terkendali.
Ditambah adanya program jaring pengaman sosial dari pemerintah pusat yang bertujuan untuk melindungi masyarakat miskin diharapkan segera terwujud. Coverage-nya bertambah, Nilai nominal dinaikkan. Jangka waktu diperpanjang.
Skema kebijakan juga dipetakan untuk menghadapi dampak dosial ekonomi. Kami tidak lalai pada pangan, harga, dll. Bantuan sosial juga sudah diiventaris oleh Dinsos. Di sektor perbankan, sektor usaha, ada relaksasi pinjaman di sektor perbankan.
Potensi gangguan keamanan juga sudah dipetakan dengan baik oleh Kapolda dan jajarannya. Kami menyadari banyak yang kehilangan pekerjaan, berkurang pendapatannya akibat covid-19 ini. Jadi kita antisipasi juga dampak-dampaknya pada gangguan keamanan.
“Sedari Dulu saya selalu mengatakan bahwa kebijakan pemerintah provinsi Bali mengikuti arah kebijakan nasional. Kalau memang kebijakannya sekarang mengijinkan mudik,  maka tentu pemerintah provinsi Bali akan menyesuaikan,” tandasnya.
Instruksi gubernur yang saya sebutkan tadi nuansanya pembatasan tapi bukan pelarangan. Kalau memang ada kebijakan baru dari pemerintah pusat untuk mengizinkan mudik, maka tentu kami akan mengantisipasinya  dengan baik.
Salah satu yang kita lakukan dan yang akan kita perkuat, pasti kita akan melakukan rapid test di Gilimanuk. Tetapi patut dipahami bahwa arus mudik bagi Bali dampaknya tidak terlalu besar, karena justru banyak arus keluar.
“Karena itu dalam pikiran saya kebijakan pemerintah pusat mengizinkan mudik  ini dampaknya bagi Bali tidak terlalu signifikan, ” katanya.
Terkait spanduk penolakan untuk menerima pekerja migran Bali di suatu daerah oleh oknum di masyarakat, saya untuk menjelaskan kepada masyarakat Bali para pekerja kapal pesiar ini adalah anak-anak kita semuanya.
“Mereka adalah orang-orang yang mencari pekerjaan di luar karena kita tidak menyediakan lapangan kerja yang cukup kepada mereka, kepada anak-anak kita seandainya saja pemerintah provinsi Bali Pemerintah kabupaten kota bisa menyediakan lapangan kerja yang cukup dengan penghasilan yang cukup Saya yakin anak-anak kita tidak akan pergi sampai bekerja jauh meninggalkan orang tuanya,” katanya.
Mereka orang-orang yang ulet, pekerja tangguh. Mereka disebut oleh pemerintah sebagai pahlawan devisa, mereka juga adalah penopang ekonomi keluarga, mereka adalah orang yang juga mengambil inisiatif untuk menyelamatkan ekonomi masyarakat Bali dengan bekerja diluar. Selama ini mereka dibanggakan oleh keluarganya, oleh para orangtua bahkan oleh orang kampung karena mereka bisa mendapatkan pekerjaan di luar negeri.
Tetapi hari ini ketika Covid-19 ada sebagian warga masyarakat kita yang kurang menerima dengan baik anak-anak ini.  Saya ingin mengatakan ketika peristiwa ini terjadi, seharusnya kita dengan penuh kesadaran Nurani menyambut uluran tangan anak-anak kita yang pulang.
Mereka pulang karena situasi yang tidak memungkinkan mereka untuk bekerja, mereka itu adalah anak kita yang kehilangan pekerjaannya. Kalau mereka kehilangan pekerjaannya maka bisa dipastikan daya topang mereka kepada keluarga juga hilang.
Mereka bukan penyakit, mereka juga bukan pembawa penyakit. Seharusnya masyarakat kita memahami. Sesungguhnya saya sangat menyesalkan sikap oknum-oknum yang melakukan penolakan kepada anak-anak kita sendiri tetapi saya tidak menyalahkan, saya mengambil posisi bahwa oknum-oknum tersebut belum mendapatkan pemahaman yang baik pemahaman yang utuh tentang covid-19.
Saya tegaskan sesungguhnya tidak perlu pekerja migran ini ditakuti karena hasil tes yang kami lakukan selama ini baik yang dilaksanakan di Bandara Ngurah Rai maupun di tempat karantina hampir semuanya negatif,  hanya 12 orang yang positif.
Karantina itu adalah tempat untuk menampung anak-anak sambil menunggu Tes. Kami memperlakukan anak-anak itu dengan sebaik-baiknya, kami jemput di bandara antar ke tempat karantina kami berikan fasilitas, lalu berikan tes dan  hasil tes yang diberikan untuk dibawa pulang supaya mereka tidak ditolak oleh masyarakat karena tes itu sudah menunjukkan bahwa ia telah negatif.
” Saya menyampaikan bahwa sekali lagi mereka adalah anak-anak kita, mereka adalah penyelamat kita, mereka bukan pembawa penyakit dan juga bukan penyakit. mereka semuanya para ABK kapal ini semuanya sudah membawa health Certificate yang menyatakan mereka telah di tes kesehatannya dan dinyatakan negatif. Akan tetapi karena kita ingin meyakinkan bahwa mereka betul-betul sehat bahwa kita harus menjaga betul Bali maka kami lakukan tes meskipun dari segi regulasi, itu sebenarnya tidak diatur,” katanya.
Editor : Sutiawan