Denpasar Siapkan 450 Jumantik Berbasis Banjar
Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar Luh Putu Sri Armini.
Denpasar (Metrobali.com)-
Pemerintah Kota Denpasar saat ini memiliki 450 juru pemantau jentik (Jumantik) nyamuk berbasiskan banjar atau RT/RW. Dikonfirmasi kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar Luh Putu Sri Armini menjelaskan, kehadiran Jumantik yang berbasis banjar dengan tugas utama untuk memantau jentik nyamuk.
“Jumlah 450 itu sudah termasuk koordinator baik di masing-masing banjar maupun di tingkat desa atau kelurahan di seluruh Kota Denpasar. Mereka memiliki tugas utama secara berkala dan kontinyu memantau jentik nyamuk di seluruh lingkungan masing-masing, dari rumah ke rumah, lingkungan sekitar rumah, memetakan pengasapan dan kegiatan pembersihan sarang nyamuk,” ujarnya.
Menurutnya, para Jumantik ini awalnya diberikan pelatihan mulai dari pengetahuan soal nyamuk, pencegahan, pemberantasan dan bagaimana aktifitas yang harus mereka lakukan saat kembali ke banjarnya masing-masing. Setelah mendapatkan pelatihan dan dinyatakan lulus para Jumantik ini akan kembali ke banjarnya dan melaksanakan program yang ada.
“Ratusan Jumantik ini saat ini sudah bekerja secara efektif. Hasil evaluasi dan pantauan lapangan menunjukkan, jentik nyamuk hampir tidak ada, nyamuk juga terus menurun sekalipun tidak bisa zero sama sekali. Dan yang paling mencengangkan adalah dalam dua tahun terakhir trend penderita demam berdarah di Kota Denpasar terus menurun. Kalau angka persisnya saya tidak hafal persis biar jangan salah, tetapi secara umum trend pasien demam berdarah terus menurun,” katanya.
Ia menjelaskan, kini para Jumantik itu sudah digaji dengan biaya dari ABPD Kota Denpasar. “‘Kalau tidak salah para Jumantik itu menerima perbulannya sekitar Rp 800 ribu sampai Rp 900 ribu. Karena mereka bekerja tidak setiap hari. Itu pun hanya beberapa jam saja. Mereka diwajibkan turun ke setiap rumah menantau jentik nyamuk yang ada di selokan, bak mandi, atau genangan air lainnya,” jelasnya.
Keberhasilan tugas sebagai Jumantik ini membuat tugas mereka saat ini bergeser dalam pemantauan terhadap ibu hamil, balita, rabies atau hewan piaraan yang berpotensi menyebarkan virus rabies.
“Para Jumantik sekarang juga bertugas untuk memantau ibu hamil, balita, mungkin ada belum diperiksa kehamilan secara rutin, imunisasi balita, rabies dan sebagainya. Saat ini sudah berbasis banjar atau lingkungan terkecil di Bali,” pungkasnya. SIA-MB
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.