Denpasar, (Metrobali.com) 

 

Pemerintah Kota Denpasar bersama Bank Indonesia melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Denpasar telah menggelar High Level Meeting (HLM) pada 6 Maret 2025. Pertemuan ini mengangkat tema “Persiapan TPID menghadapi Bulan Ramadhan, Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1947, dan Idul Fitri 1446 H”, guna memastikan stabilitas harga menjelang hari besar keagamaan.

HLM TPID Kota Denpasar dibuka dan dipimpin langsung oleh Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa. Acara ini turut dihadiri oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Butet Linda H. Panjaitan; Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Denpasar, Dr. Andri Yudhi Supriadi S.E., M.E.; Asisten II Setda Kota Denpasar, A.A. Gede Risnawan; serta jajaran pimpinan Bulog, Perumda Pasar Sewakadarma, dan anggota TPID Kota Denpasar.

Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota Denpasar menekankan pentingnya menjaga stabilitas harga, terutama menjelang Ramadhan, Hari Raya Nyepi, dan Idul Fitri. Beberapa komoditas yang menjadi perhatian utama adalah cabai rawit, yang sebelumnya mengalami lonjakan harga, serta canang sari yang dibutuhkan saat Nyepi.

“Tantangan utama yang dihadapi Denpasar adalah terbatasnya lahan pertanian, sementara permintaan bahan pokok tinggi akibat banyaknya pendatang yang bekerja di pusat kota,” ungkapnya dalam keterangannya Minggu (9/3/2025).

Oleh karena itu, diperlukan strategi pengendalian harga agar inflasi tetap dalam rentang sasaran 2,5±1% (yoy).

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mengungkapkan bahwa inflasi tahunan Kota Denpasar pada Februari 2025 tercatat sebesar 1,70% (yoy), sedangkan secara bulanan mengalami deflasi sebesar -0,13% (mtm) akibat adanya diskon tarif listrik. Meski tren inflasi dalam lima tahun terakhir menunjukkan penurunan, volatilitas harga komoditas tetap tinggi, terutama menjelang HBKN.

Secara historis, komoditas yang sering menyumbang inflasi di Kota Denpasar menjelang Nyepi adalah canang sari, cabai rawit, dan daging ayam ras. Sementara itu, selama Ramadhan dan Idul Fitri, harga daging ayam ras, tomat, dan minyak goreng cenderung meningkat.

Untuk mengatasi hal ini, TPID Denpasar menyiapkan strategi jangka pendek melalui Gerakan Pasar Murah (GPM) dan Kerjasama Antar Daerah (KAD) guna memperkuat ketahanan pangan di wilayah Denpasar.

Kepala BPS Kota Denpasar menekankan pentingnya pemanfaatan sistem pemantauan harga seperti SIGAPURA (Sistem Informasi Harga Pangan Utama dan Komoditas Strategis) dan SP2KP (Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok) sebagai sistem peringatan dini terhadap lonjakan harga. Dengan pemantauan real-time, diharapkan kenaikan harga dapat diantisipasi lebih dini.

Sebagai langkah konkret, TPID Denpasar berencana menggelar operasi pasar di beberapa titik sepanjang Maret 2025. Wakil Wali Kota Denpasar mengarahkan agar operasi pasar lebih difokuskan pada komoditas penyumbang inflasi seperti beras, cabai rawit, dan canang sari. Selain itu, ia juga menekankan perlunya inovasi dalam menstabilkan harga canang sari dan bahan bakunya, terutama bunga.

Dengan sinergi dalam penguatan strategi 4K (Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif), diharapkan inflasi Kota Denpasar menjelang Ramadhan, Nyepi, dan Idul Fitri dapat tetap terjaga dalam rentang sasaran 2,5±1% (yoy).

 

(jurnalis : Tri Widiyanti)