Denpasar, (Metrobali.com)-

Puluhan penari dan penabuh dari ITB STIKOM Bali menunjukkan kebolehan saat gladi resi kegiatan Denpasar Festival, Jumat (27/12) di titik nol Patung Catur Muka Denpasar. Para seniman ini  mencoba arena Catur Muka untuk kegiatan Denpasar Festival (Denfes) yang digelar Sabtu (28/12) besok. Kegiatan Denfes ini rencananya digelar mulai 28 s.d 31 Desember 2019. Selain tampak gladi resik mahasiswa STIKOM Denpasar ada juga sanggar Yuganada berkolaborasi dengan seniman dari Malaysia. Tentu pertunjukkan ini akan menjadi sangat menarik karena dimainkan oleh anak anak muda yang memiliki talenta di bidang seni.

Inaugurasi Denpasar Festival 12 “Jentera Kebahagiaan” akan dibuka dengan parade musikal bertajuk Symphony of Happiness yang melibatkan kolaborasi antara Gamelan Yuganada (Bali), Gamelan Bramara Gita & Pragina (Bali), dan HANDS Percussion (Malaysia).

Kolaborasi berdurasi 40 menit dan melibatkan setidaknya 60 penabuh akan dibuka oleh prosesi instrumentalia oleh Gamelan Bramara Gita dan koreografi tari oleh sekaa Pragina yang memanfaatkan beragam instrumen termasuk gamelan Semarandana, Angklung Sunda, trompet, rebana, prérét, dan suling yang ditata dalam sebuah komposisi yang menghentak dinamis.

Prosesi ini bergerak menuju kawasan Patung Catur Muka dan akan memanfaatkan empat penjuru di sekeliling patung untuk merangkai permainan tabuh dan tari yang bersifat kekinian.

Gamelan Semarandana yang diciptakan oleh maestro gamelan dari Denpasar, I Wayan Beratha pada tahun 1987 merupakan perpaduan antara gamelan GongKebyar dan Semar Pagulingan dan memiliki tujuh buah nada dengan lima nada pokok dan dua nada pemero.

Pemanfaatan gamelan ini dalam prosesi musikal ini memungkinkan hadirnya komposisi new music for gamelan yang kaya dengan berbagai perubahan mood atau papatutan. Selain menggunakan ensambel tujuh nada tersebut, komposisi yang dihadirkan dilengkapi juga dengan permainan Angklung Sunda, trompet, rebana, prérét, dan suling yang menjalin melodi-melodi bernuansa kontemplatif. Kolaborasi beragam instrumen ini selain menghadirkan kentalnya semangat multikultur di Denpasar, juga dimaksudkan sebagai bridge atau jembatan bagi masuknya permainan Gamelan Yuganada yang menghadirkan kreasi Baladrums.

Melalui Baladrums, Gamelan Yuganada akan tampil di atas panggung bersamasetidaknya sembilan pemain perkusi dari HANDS Percussion Malaysia dan bersama- sama menghadirkan kolaborasi yang menyatukan kekhasan nadanada metalik gamelan Bali dengan ritme perkusif dari drum taiko dan chigu dari Jepang dan Cina. Kolaborasi musik bangsa-bangsa yang berjalinan dan berkelindan secara sinkron dan harmonis mengungkap taksu gamelan sebagai kekuatan dan bahasa universal yang membawa keriangan dan kebahagiaan bagi umat manusia.

Setelah solo permainan genderang taiko dan chigu, semua ensambel akan berkumpul di sekitar panggung utama dan bermain bersama-sama sebagai puncak dari prosesi. Symphony of Happiness ini merupakan sebuah petualangan kreatif yang mengungkap keberanian bereksperimen, berkoneksi dan berkolaborasi antar insan kreatif di Denpasar. Jalinan orkestra gamelan silih berganti secara harmonis merupakan refleksi semangat kolektif dalam menghadirkan kegembiraan melalui kreativitas seni dan budaya.

Menurut Wali Kota Denpasar IB Dharma Wijaya Mantra, Denfest sebagai salah satu ruang unggulan dalam hal pemanggungan kreativitas, sesungguhnya memosisikan kemakmuran, kecerdasan dan kebahagiaan masyarakatnya sedari awal. Divisikan melalui tematik Embracing Tomorrow (2009) sampai Urban Playground (2018), Denfest merespon perkembangan sebuah kota yang ulet merawat pusaka budaya, merangsang kekinian kreativitas dan mendorong inovasi masa depan setiap tahunnya.

Denpasar tak lagi kota yang berwawasan budaya, namun menjadi kota budaya yang mengedepankan aspek-aspek kota cerdas dan kreatif dalam kesehariannya.

Dalam bab The Story of a City dalam buku Transforming Denpasar: Preserving Heritage to Nurturing Creativity (Pemkot Denpasar, 2019) diungkap:

“Two most important key words are “heritage” and “creative”. Their most visible appearance is in the slogan that captures the shared objective of the city and its residents: “Kota Kreatif Berbasis Budaya” (A Culturallybased Creative City).

The phrase “culturally-based” refers to the cultural heritage of Denpasar while “creative city” refers to the objective it envisions to achieve. The former was created in the past and is nurtured in the present while the latter is cultivated in the present and will be reaped in the future. It is a continuum, in which the past is reverently treated as a foundation for developing a better future.”

A better future dimaksudkan adalah kota yang merangsang kegembiraan, kepuasan, dan kenyamanan bagi masyarakat luas ketika berinteraksi dengan Denpasar.

Jentera Kebahagiaan mencerminkan sebuah mandala kebahagiaan yang bersumber dari pertalian dan perikatan yang kuat dan saling memperkaya antara pribadi, kerabat, keluarga dan komunitas dalam skala yang luas.

Denpasar adalah tenun kreativitas demi kebahagiaan baik sebagai pendakian spiritual, penghidupan sehari-hari, ekspresi diri, perekat kebersatuan dan latamohasadhi ‘obat’ dalam mencapai keseimbangan dan kebahagiaan lahir danbathin.
Happiness is Our Responsibility bermakna kehidupan masyarakat yang penuh kesadaran dan mampu merangsang kegembiraan, kepuasan, dan kenyamanan dalam kehidupan sehari- hari,. Sederhananya, masyarakat yang eling lan pekantenan (masyarakat luas dan pemerintah), eling lan pasukadukan (ikatan suka-duka), eling lan seni budaya, eling ring sesuunan (agama) dan eling lan rerama (orang tua, guru, pendeta, pemerintah dan lainlain). Rasa bakti dan empati ini mendorong lahirnya generasi yang sing blengih (berani, bukan pengeluh), sing romon (bersih), sing males (rajin), dan dueg (pintar) – karakter dasar yang mampu membahagiakan diri sendiri dan memancarkan kesenangan bagi orang lain.

Jentera Kebahagiaan merupakan atma yang selalu ada pada tiap kehidupan manusia. Seperti layaknya naik turun dinamika kehidupan, begitu juga dengan kemilau yang terpancar. Kesuksesan dan kegagalan memiliki sinaran pembelajarannya masing-masing, disinilah semangat jentera satu sama lainnya saling bersinergi. Berputar dan memutarkan setiap kendala mencerahkan solusi, setiap keberhasilan memancarkan inovasi.

Jentera Denpasar Festival adalah titik temu waktu, mutu dan bersinergi jitu. Saling berdiskusi, saling berinovasi dan bersamasama berkarya berkreasi menghasilkan pemikiran dan produk unggul. Menaikkan kualitas, meluaskan kuantitas, dan mementaskan produktifitas (scale up). (ADV-MB)