Denpasar (Metrobali.com)-

DPD Partai Demokrat Bali meluncurkan baju kejujuran sebagai simbol antikorupsi. Peluncuran baju kejujuran tersebut dilakukan di Warung Tresni Denpasar, Rabu 15 Agustus 2012.
Sebagai penggagas, Ketua DPD Partai Demokrat Bali, I Made Mudarta menjelaskan, baju kejujuran ini merupakan awal dari perubahan agar orang Indonesia, aparatur negara, anggota DPR atau politisi untuk bertindak lebih jujur, tidak korupsi, dan melayani lebih baik ke bawah.
“Hari ini, bila ada tujuh miliar manusia di planet bumi ini, maka baju kejujuran dengan saku menghadap ke bawah baru pertama kali terjadi di dunia. Saku ke bawah merupakan simbol bagi aparatur negara, anggota legislatif dan sebagainya agar lebih melihat ke bawah, melayani ke bawah, mendengar ke bawah, dana tidak menyangkut di kantong dan seterusnya,” papar Mudarta.
Baju kejujuran tersebut dirancang dengan kantong terbalik ke bawah bermotifkan poleng khas Bali. Pada bagian ujung saku kiri hanya diberi peluang untuk menaruh pena sebagai simbol pelayanan kepada masyarakat. Warna merah putih melambangkan simbol negara yang menjadi tanggung jawab semua elemen bangsa.
Sebagai simbol, baju kejujuran tersebut diserahkan kepada Ketua Bidang Riset DPP Partai Demokrat, I Putu Suasta, kepada Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Bali, Nengah Tamba dan kepada istrinya.
“Kepada DPP Partai Demokrat kami serahkan baju kejujuran agar bisa mengawasi anggaran atau APBN agar tidak bocor, kepada Ketua Fraksi DPRD Bali untuk mengawasi APBD agar tidak bocor,” ucapnya.
Mudarta menjelaskan, baju yang sama juga akan dikirim ke Jakarta melalui I Putu Suasta, dan selanjutnya akan diserahkan kepada beberapa tokoh masyarakat, tokoh pemerintahan. Tidak menutup kemungkinan jika baju yang sama akan diserahkan kepada Ketua Umum Partai Demokrat, Presiden SBY dan Gubernur Bali.
“Ini semua tergantung reaksi dari pesan yang disampaikan. Bila berkenan, akan diberikan juga kepada tokoh negara lainnya,” tutup Mudarta. BOB-MB