Foto: Anggota Komisi VI DPR RI Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer mensosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan diisi juga dengan Seminar Digital Marketing.

Badung (Metrobali.com)-

Anggota Komisi VI DPR RI Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer terus membumikan dan mensosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan di kalangan pelaku usaha dan generasi milenial sebagai upaya penguatan karakter anak bangsa dan calon-calon pemimpin ke depan.

Mengangkat tema “Menanamkan Nilai-Nilai 4 Pilar Kebangsaan di Era Digital, kali ini sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan dilakukan Sabtu malam, 14 Mei 2022 di kediaman Demer di kawasan Persada, Kerobokan, Badung.

Acara diikuti para pelaku usaha Anggota HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) Bali, alumni SMANSA, serta para generasi milenial dan generasi Z. Turut hadir pula Tokoh Milenial Bali Agung Bagus Arsadhana Linggih yang kerap disapa Arsa Linggih alias AL yang juga bertekad maju sebagai calon DPD RI dari Bali.

Adapun Empat Pilar Kebangsaan yang disosialisasikan Demer yakni Pancasila sebagai Dasar Ideologi Negara, UUD Tahun 1945 sebagai konstitusi, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara, dan Bhinneka tunggal Ika sebagai semboyan negara.

Sosialisasi Empat Pilar ini juga dirangkaikan dengan Seminar Digital Marketing yang menghadirkan pembicara Pakar Digital Marketing Hendra W Saputro dari Dongkrak Digital Marketing yang juga owner Wistara Family.

Demer mengungkapkan dirinya terus menanamkan nilai-nilai Empat Pilar Kebangsaan ini di kalangan generasi milenial dan generasi Z sambil juga membekali mereka dengan pemahaman dan skill mengenai digital marketing atau pemasaran digital yang memang menjadi kebutuhan saat ini untuk bisa bersaing di dunia bisnis.

“Kami sosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan sambil gelar Seminar Digital Marketing sehingga mereka lebih smart nanti menggunakan medsos dan teknologi digital sehingga kita bisa bersaing dengan negara lain. Negara lain saat ini sangat maju digitalnya sehingga mau mau tidak, suka tidak suka kita harus mulai dari generasi milenial generasi Z karena jumlahnya 30 persen dari penduduk kita,” papar Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali ini.

Berbicara soal potensi ekonomi digital Bali, Demer mengungkapkan untuk menangkap peluang yang ada kata kuncinya adalah kreativitas dan inovasi. “Anak-anak muda kita mempunyai sense inovasi dan kreativitas. Jadi saya yakin di Bali banyak tumbuh pemain-pemain digital atau pengusaha digital karena kita mempunyai kreativitas dan inovasi,” pungkas Demer.

Sementara itu, Pakar Digital Marketing Hendra W Saputro mengungkapkan digital marketing sangat penting karena mayoritas ada lebih dari 205 juta orang pengguna internet di Indonesia dari 270 juta jumlah penduduk Indonesia. Digital marketing menjadi senjata mendatangkan traffic atau kunjungan ke website atau media sosial pelaku usaha yang ujung-ujungnya bisa mendatangkan sales atau penjualan.

Dalam digital marketing pelaku usaha harus aktif membuat dan membagikan konten menarik di website, media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, YouTube, TikTok, Pinterest dan lainnya. “Kita perkuat di sana,” ujar pakar digitar marketing dari dari Dongkrak Digital Marketing ini.

Di sisi lain pandemi Covid-19 juga membawa keberkahan dimana orang-orang literasi digitalnya sudah mulai meningkat. “Mereka sadar medsos, market place untuk apa. Kita harus menggunakannya untuk kepentingan kita jualan atau berbisnis dan kepentingan pribadi seperti personal branding,” kata Hendra.

Tidak hanya pelaku usaha, para politisi juga harus jeli memanfaatkan media sosial untuk personal branding mereka. “Kita mau berpolitik harus aktif di media sosial. Kita lihat Ganjar Pranowo, Airlangga Hartarto, Kang Emil, itu aset digitalnya luar biasa, seperti YouTube-nya, Instagram-nya. Dan itu aset, makanya kita bangun dari sekarang,” papar Hendra.

Di sisi lain digital marketing juga menawarkan fleksibilitas dan kemudahan dalam berbisnis karena bisa dilakukan sambil duduk-duduk di rumah. Karenanya digital marketing disebut juga sebagai bisnis duduk-duduk yang mendatangkan cuan berlimpah.

“Digital marketing mayoritas kita melakukannya sambil duduk. Makanya digital marketing ini bisa dikatakan bisnis duduk-duduk dapat duit karena kita tidak perlu keluar ruangan,” ungkap Hendra.

“Cukup dengan digital marketing kita bisa jualan apa saja. Dengan duduk-duduk aja kita berpotensi dapat duit,” pungkasnya. (wid)