Foto: Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer meyakini Prabowo-Gibran bandara di Bali Utara akan terwujud.

Buleleng (Metrobali.com)-

Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer menegaskan kemenangan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) di Pilpres akan membaju kemajuan besar bagi Indonesia khususnya Bali. Sebab jika Prabowo-Gibran menang diyakini pembangunan Bandara Bali Utara di Buleleng akan lebih cepat terwujud.

Bahkan Demer yang juga Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali ini menegaskan keyakinan Prabowo-Gibran menang satu putaran di Pilpres 2024 dan Golkar akan totalitas menggolkan dan mewujudkan pembangunan bandara baru di Buleleng yang sudah dinanti sejak lama dan menjadi Impian besar seluruh masyarakat Bali.

“Prabowo-Gibran menang Pilpres kita sangat optimis bandara di Bali Utara akan terwujud. Dan kami di Golkar akan mengawal serius dan menggolkan realisisasi pembangunan bandara di Bali Utara,” kata Demer belum lama ini.

Wakil rakyat yang sudah empat periode di DPR RI memperjuangkan kepentingan Bali itu mengatakan bahwa masyarakat Buleleng sangat menginginkan perubahan. Ini karena pembangunan di Buleleng sangat timpang dengan pembangunan di Bali Selatan.

Pembangunan yang diharapkan dari pemerintah justru lebih banyak dilakukan di Selatan. Menurut Demer kebijakan-kebijakan pembangunan pemerintah tersebut tidak bisa dikritisi karena kualitas demokrasinya tidak jalan sebagai akibat dari tidak jalannya trias politika.

“Pembangunan semuanya di selatan, baik itu pembangunan dari pemerintah yang kita harapkan justru kebijakan-kebijakan pemerintah itu membangun di Utara, ternyata membangunnya di Selatan yang tidak bisa kita kritisi karena terus terang politik di Bali ini trias politikanya tidak jalan, demokrasinya tidak berkualitas karena trias politika tidak jalan, di mana kebijakan daripada provinsi yang notabene adalah lebih dari 50% itu kondisinya sehingga akhirnya apapun kritik dan sebagainya tidak mempan dan akhirnya pembangunan kita lihat pembangunan semuanya di Selatan,” kata wakil rakyat berlatar belakang pengusaha sukses dan mantan Ketua Umum Kadin Bali itu.

Demer kemudian mencontohkan pembangunan tol yang awalnya direncanakan melewati Seririt, Buleleng, namun akhirnya dibatalkan. Kemudian pembangunan Pusat Kebudayaan Bali (PKB) yang juga terkonsentrasi di Bali Selatan.

Karena itu Demer yang pada Pileg 2024 mendatang kembali maju nyaleg ke DPR RI Dapil Bali dari Partai Golkar dengan nomor urut 2 ini mendesak agar dibangunnya bandara di Buleleng untuk pemerataan pembangunan sehingga bisa mengurangi urbanisasi. Karena menurut Demer jika urbanisasi terus terjadi maka akan mempengaruhi pelestarian adat dan budaya Bali.

“Apalagi Pak Jokowi katanya sudah mengusulkan adanya airport di Buleleng, tapi melalui 4 menterinya ditolak. Ini kata Bu Mega di medsos, Pak Jokowi minta ternyata nggak di kabulkan. Padahal itu sangat penting untuk pembangunan di Buleleng kita ini. Karena apa? Karena kalau adanya airport maka mengurangi daripada urbanisasi dan bisa menyelamatkan adat budaya Bali. Rumah-rumah sekarang kosong, di Tajun banyak yang kosong, di desa saya, di kampung-kampung saya banyak yang kosong rumah-rumah karena mencari pekerjaan ke luar. Akhirnya apa? Mereka tidak bisa bersosialisasi, mereka tidak bisa melakukan kerja-kerja adat, Meyadnya, Ngayah dan sebagainya tidak bisa karena mereka mencari pekerjaan ke selatan,” beber Demer.

Terkait dengan target kemenangan Prabowo-Gibran di Buleleng dan Bali secara umum, Ketua Korwil Pemenangan Pemilu (PP) Wilayah Bali-NTB-NTT DPP Partai Golkar ini menargetkan di atas 50%. Demer juga optimis pasangan Prabowo-Gibran bisa menang satu putaran pada pilpres 2024 nanti. “Target kami minimum pasti di atas 50% di Buleleng. Kalau 1 putaran di seluruh Indonesia saya meyakini satu putaran. Prabowo-Gibran menang Golkar pasti akan memperjuangkan bandara,” tegas Demer.

Sekali lagi Demer mengatakan bahwa keberadaan bandara di Buleleng akan mempengaruhi hajat hidup orang banyak, mempengaruhi kelangsungan adat dan budaya Bali. Karena menurut politisi Golkar asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng itu, jika pembangunan tidak merata maka adat dan budaya Bali akhirnya akan hilang.

“Kenapa? Karena yang di Buleleng akan cari pekerjaan ke selatan, sementara yang di selatan tidak bisa diam, yang penduduk aslinya tidak memenuhi kebutuhannya karena meningkat harganya. Begitu meningkat harganya maka yang paling cepat mereka jual tanahnya. Mereka kemudian pindah ke Tabanan, mereka pindah ke Gianyar yang akhirnya dia nggak ikut di komunitas, di adatnya, tidak bisa ngayah. Sama di Buleleng juga. Karena pertumbuhannya rendah nggak mampu untuk menyerap tenaga kerja. Akhirnya banyak yang pindah ke Selatan,” pungkas Demer. (wid)