Demer Minta Stop Nyinyir! Bandara Bali Utara Akan Suskes, Tidak Akan Sepi Seperti Bandara Kertajati, Begini Alasannya
Foto: Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Golkar Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih (Demer) optimis pembangunan Bandara Bali Utara akan sukses.
Badung (Metrobali.com)-
Presiden Prabowo Subianto berkomitmen untuk membangun Bandara Bali Utara di Kabupaten Buleleng, Priovinsi Bali sebagai upaya mendorong pemerataan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pulau Dewata.
Namun, masih saja ada pihak-pihak yang meragukan proyek mulia dan visi besar untuk pemerataan pembangunan dan pariwisata Bali ini. Segelintir pihak menyuarakan kekhawatiran akan nasib Bandara Bali Utara yang dinilai bisa berujung sepi bahkan berpotensi berakhir tragis mengulang cerita pahit Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat. Sejak diresmikan pada Mei 2018 dengan biaya 2,6 triliun rupiah, bandara Kertajati ini tak pernah ramai dan penerbangan yang melintasinya masih terbatas.
Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Golkar, Gde Sumarjaya Linggih, atau yang akrab disapa Demer, merespons keraguan ini. Menurutnya, Bali memiliki daya tarik yang jauh berbeda dibandingkan Majalengka. Pulau Bali, dengan pesonanya yang telah mendunia, menjadi tujuan utama wisatawan dari berbagai belahan dunia.
“Jangan dinarasikan nanti Bandara Bali Utara akan sepi seperti di Bandara Kertajati. Tentu tidak akan sama,” tegas Demer ditemui di sela-sela menggelar seminar bersama Badan Standarisasi Nasional (BSN) dan BPC Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Badung bertajuk “Sosialisasi Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian bagi UMKM” pada Jumat 8 November 2024 di Hotel Made Bali, Badung.
Wakil rakyat yang sudah 5 periode memperjuangkan kepentingan Bali di DPR RI itu juga menilai bandara baru di Bali Utara memiliki potensi yang lebih besar karena lokasinya yang strategis dan jaraknya yang relatif dekat.
Jarak tempuh dari satu ujung ke ujung lain di Bali pun jika jalannya lurus hanya kurang dari 65 kilometer. Jika kelak tol tersedia, perjalanan hanya akan memakan waktu sekitar satu jam, bahkan bisa lebih cepat jika kecepatan jalan lebih tinggi. Demer menegaskan bahwa situasi ini jauh berbeda dengan Kertajati karena itu dirinya optimis bahwa bandara baru di Bali Utara akan jauh lebih sukses.
“Beda, jangan disamakan, jangan apple to apple antara Kertajati dengan Bali. Bali ini dekat kok, ini cuma kalau di lurus ini cuma 65 kilo. Orang dari sini ke sana kalau pakai tol cuma sejam maksimum nantinya. Itu pun kalau kecepatannya 65 kilo perjam, kalau lebih ya lebih cepat lagi,” kata Demer.
Jadi wakil rakyat yang konsisten memperjuangan pemerataan ekonomi dan pemerataan pembangunan Bali demi percepatan kesejahteraan rakyat Bali ini meminta stop nyinyir tentang rencana pembangunan Bandara Bali, Utara, jangan sampai juga ada pihak-pihak yang ingin menjegal dan menggagal rencana mulia tersebut.
Demer, sosok wakil rakyat berlatar belakang pengusaha sukses yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Kadin Bali, menyakini Bandara Bali Utara akan memberikan dampak positif yang besar bagi Bali. Ia menjelaskan, kapasitas Bandara Ngurah Rai kini sudah mencapai 24 juta penumpang per tahun, mendekati kapasitas maksimalnya sebesar 28 juta penumpang.
Jika pertumbuhan ini tak segera diakomodasi, Demer memperingatkan dampak serius yang bisa terjadi. Wisatawan mungkin akan kesulitan memasuki Bali, dan ketegangan dalam perang tarif hotel bisa menjadi ancaman nyata.
Hotel-hotel besar mungkin mampu bertahan dalam persaingan ini, tapi hotel-hotel tradisional yang hidup dari keramahtamahan lokal tanpa dukungan jaringan besar bisa terpukul. Melihat ini, Demer yakin, Bandara Bali Utara adalah kebutuhan, bukan sekadar ambisi pembangunan.
“Terus, sekarang kalau sudah penuh di situ mau apa? Apa yang terjadi? Satu, akan terjadi orang susah sekali ke Bali. Apa yang terjadi kalau orang susah sekali ke Bali? Perang tarif hotel? Kenapa perang tarif hotel? Karena hotel tidak bisa di-stop,” pungkas politisi Golkar asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng itu.
Bali membutuhkan tempat baru untuk menyambut setiap langkah wisatawan yang ingin menyentuh keindahan pulau ini. Bagi Demer, ini bukan sekadar soal infrastruktur, melainkan tentang memberikan kehidupan lebih baik bagi masyarakat Bali yang selama ini hidup dalam denyut pariwisata. (wid)