Foto: Anggota Komisi VI DPR RI Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer.

Denpasar (Metrobali.com)-

Anggota Komisi VI DPR RI yang membidangi industri, perdagangan, UMKM dan investasi, Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer meminta Gubernur Bali Wayan Koster untuk serius membangkitkan UMKM di Bali yang menjadi penggerak perekonomian dan lokomotif pemulihan ekonomi di masa pandemi dan pasca pandemi Covid-19.

Untuk itu Demer yang juga Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali ini meminta Gubernur Koster menunda dulu membuat proyek-proyek infrastruktur mercuar yang terkesan megah dan luar biasa namun sangat minim berdampak langsung pada UMKM Bali dan penguatan ekonomi kerakyatan, bahkan UMKM kebanyakan jadi penonton.

“Kita harapkan UMKM tidak hanya menonton proyek-proyek yang sifatnya mencusuar dan dianggap luar biasa. Jadi kita harapkan tunda dulu proyek mercusuar dan fokus bantu UMKM,” kata Demer.

Demer berharap Gubernur Koster dan seluruh jajaran pemerintahan Pemprov Bali untuk serius membantu UMKM baik dari sisi mempermudah akses permodalan, penguatan kapasitas dan peningkatan kualitas SDM, pengembangan produk, transformasi digitalisasi atau masuk ke pemasaran online dan aspek lainnya.

Jika itu dilakukan dengan baik tentu UMKM Bali bisa naik kelas dan go global atau tembus pasar ekspor sehingga dampak dari pandemi Covid-19 dan penurunan ekonomi di sektor pariwisata tidak terlalu banyak dirasakan.

“Kita tahu yang kena dampak pandemi sekarang ini adalah UMKM. Untuk itu saya minta bagungan-bangunan yang sifatnya mercusuar tolong dihentikan dulu. Fokus kepada UMKM, dan teman-teman pelaku pariwisata, baik secara pekerjaan, promosi, permodalan. Itu yang fokus digerakkan. Harus fokus juga bantu pelatihan sehingga saat ini mereka bisa bangkit perekonomiaannya,” urai Demer.

Demer kembali menegaskan dana-dana atau anggaran yang digunakan untuk membangun proyek fisik atau megaproyek infrastruktur mercusuar di era kepemimpinan Gubernur Koster semestinya bisa digunakan untuk pemulihan ekonomi dengan menggeliatkan dan menguatkan sektor UMKM.

Politisi senior Golkar asal Desa Tajun, Buleleng ini mencontohkan misalnya dalam hal megaproyek pembangunan Pusat Kebudayaan Bali atau PKB di Klungkung yang dana pembangunannya menggunakan pinjaman dari dana PEN atau Pemulihan Ekonomi Nasional sebesar 1,5 triliun rupiah.

Bagi Demer dana PEN sebesar 1,5 triliun rupiah itu semestinya bisa disebar ke seluruh Bali untuk membantu UMKM dan mengeliatkan perekonomian rakyat kecil. Bukan digunakan untuk pembangunan PKB yang belum jelas juga seperti apa akan mendatangkan pendapatan untuk Bali atau malah akan berpotensi menjadi megaproyek gagal dan mangrak serta sepi dari kunjungan wisatawan.

“Kalau tidak ada pengunjung di PKB maka operasional bertambah. Itu artinya mengurangi bantuan kepada UMKM. Oleh karena itu mari kita tunda seperti proyek mercusuar dua tiga tahun ini untuk kepentingan UMKM kita dan masyarakat luas untuk meningkatkan kesejahteraan mereka yang turun karena pandemi,” papar pria yang juga pengusaha dan mantan Ketua Umum Kadin Bali ini.

Sekali lagi Demer berharap Gubernur Koster berpikir jernih menunda megaproyek mercusuar yang tidak berdampak signifikan bagi perekonomian Bali, paling tidak ditunda 2 hingga 3 tahun ke depan. Sehingga bisa lebih memberikan perhatian serius kepada UMKM yang merupakan pahlawan ekonomi di masa pandemi dan di masa krisis. (wid)