Foto: Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer.

Denpasar (Metrobali.com)-

Di tengah berlangsungnya World Water Forum (WWF) ke-10 di Nusa Dua, Bali, yang masih akan terus berlanjut hingga Sabtu, 25 Mei 2024, perhatian dunia tertuju pada masalah air. Terkait forum internasional ini, Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih, yang akrab disapa Demer, menekankan betapa mendesaknya kesadaran akan pentingnya menjaga keberlangsungan air bagi masa depan Pulau Dewata.

Demer, dalam pernyataannya yang menyentuh hati, mengajak kita untuk merenungi filosofi mendalam tentang air dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bali. Dia menggambarkan betapa pentingnya air dalam praktik spiritual sehari-hari di Bali, bahkan sampai pada saat bersembahyang.

Anggota Fraksi Golkar DPR RI itu mengilustrasikan kebutuhan akan air sebagai simbol kesucian dan vitalitas dalam tradisi Bali. “Air punya makna filosofis yang mendalam. Bagi masyarakat Bali, air bukan sekadar elemen fisik, melainkan simbol kesucian yang hadir dalam setiap upacara dan sembahyang,” tegasnya.

Ia menggambarkan bagaimana air menjadi penentu rejeki dan kesejahteraan, terutama dalam pertanian yang menjadi tulang punggung kehidupan di Bali. “Air adalah anugerah Tuhan yang paling berharga,” kata Demer dengan penuh keyakinan.

Demer lantas menggambarkan Tuhan memberikan rejeki melalui air, bukan hujan uang atau emas. ” “Saya sendiri tidak punya sumur, tapi saya membuat sesajen untuk menghormati air. Tuhan memberikan rejeki melalui air, bukan hujan uang atau emas,” ujar Demer, mengilustrasikan bagaimana air menjadi sumber kehidupan yang tak tergantikan.

“Kenapa saya bilang begitu? Ya Tuhan, nggak mungkin kalau hujan umpamanya nggak mungkin hujan duit atau dan hujan uang, atau mungkin hujan emas gitu, enggak mungkin,” sambung wakil rakyat yang sudah empat periode mengabdi di DPR RI dengan telah banyak karya nyata dan program-program yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Bali.

Air: Sumber Kehidupan dan Masa Depan

Demer kembali menegaskan bahwa anugerah Tuhan kepada masyarakat adalah melalui air, yang menjadi sumber kehidupan. Dia menjelaskan bahwa air memainkan peran krusial dalam siklus kehidupan, memungkinkan tumbuhan untuk tumbuh dan menghasilkan buah, serta memenuhi kebutuhan sehari-hari manusia.

Demer yang kembali terpilih untuk kelima kalinya di DPR RI hasil Pileg 2024 ini menekankan bahwa air adalah kunci keberlangsungan hidup. Demer mengilustrasikan pentingnya air dengan menyatakan bahwa seseorang mungkin bisa bertahan tanpa makanan selama tiga hari, tetapi sulit untuk bertahan tanpa minum. Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa air adalah kunci bagi masa depan, dan perlu dipastikan agar ketersediaannya tidak menjadi beban bagi generasi mendatang.

“Kita bisa bertahan tanpa makan selama tiga hari, tapi sulit bertahan tanpa minum. Air adalah masa depan.” Dengan penuh harapan, Demer mengajak semua pihak untuk memastikan ketersediaan air yang sehat dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Politisi Golkar asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng itu menggarisbawahi pentingnya manajemen air, khususnya dalam sistem Subak yang khas di Bali, untuk memastikan air tidak menjadi beban bagi anak cucu kita. “Mari kita benahi manajemen air di Subak, agar nantinya berguna bagi anak cucu kita,” tutupnya dengan nada penuh harap.

Menggugah Kesadaran Global

World Water Forum di Bali ini bukan sekadar acara internasional, tetapi juga momen refleksi bagi kita semua tentang betapa vitalnya air dalam kehidupan. Pesan Demer ini mengajak kita untuk tidak hanya berpikir tentang air sebagai kebutuhan, tetapi juga sebagai warisan yang harus dijaga untuk masa depan.

Dengan demikian, kita semua bertanggung jawab memastikan bahwa air tetap menjadi berkah dan sumber kehidupan bagi generasi mendatang. (wid)