Foto: Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Golkar Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih (Demer) ditemui di sela-sela acara “Sosialisasi Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian bagi UMKM” pada Jumat 8 November 2024 di Hotel Made Bali, Badung.

Badung (Metrobali.com)-

Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto berkomitmen membangun Bandara Bali Utara di Kabupaten Buleleng demi pemerataan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Pulau Dewata. Namun, ada beberapa pihak yang justru meragukan terwujudnya Bandara Bali Utara tersebut. Bahkan disinyalir ada oknum yang ingin menjegal dan menggagalkan realisasi bandara baru yang sangat dinantikan masyarakat Bali itu.

Menanggapi hal ini, Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Golkar Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer, menyatakan bahwa proyek pembangunan bandara tersebut tidak bisa dibatalkan jika sudah menjadi keputusan dari pemerintah pusat. Ia menjelaskan bahwa bandara ini termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dikelola oleh pusat, bukan daerah, dan harus memenuhi standar internasional serta nasional.

“Karena kan ini kan ada namanya PSN, Proyek Strategis Nasional. Itu siapapun enggak bisa tolak. Bahkan nanti pembebasannya pun itu sangat mudah. Karena PSN itu adalah ada aturan-aturan dalam Proyek Strategis Nasional itu adalah demi kepentingan umum, demi kepentingan yang lebih besar, maka apapun bisa disegerakan,” kata Demer ditemui di sela-sela menggelar seminar bersama Badan Standarisasi Nasional (BSN) dan BPC Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Badung bertajuk “Sosialisasi Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian bagi UMKM” pada Jumat 8 November 2024 di Hotel Made Bali, Badung.

Wakil rakyat yang sudah 5 periode memperjuangkan kepentingan Bali di DPR RI itu menambahkan bahwa proyek ini termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), yang berarti tidak ada pihak yang bisa menolak, bahkan pembebasan lahan akan dipermudah demi kepentingan umum.

Demer menjelaskan bahwa meskipun lokasi (penlok) untuk pembangunan Bandara Bali Utara belum ditetapkan, kemungkinan besar akan berada di kawasan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Ia yakin dalam satu hingga dua tahun ke depan, akan ada kepastian mengenai lokasi dan penetapannya. Demer menekankan bahwa Presiden Prabowo dikenal sebagai sosok yang eksekutor bertangan dingin, sehingga proyek ini pasti akan terwujud.

“Untuk penlok sejauh ini belum ditetapkan. Tapi kira-kira di Kubutambahan. Saya yakin dalam satu tahun kedua depan sudah ada kepastian, termasuk penlok. Pasti itu karena Pak Prabowo tipe orang yang memang eksekutor,” ujar wakil rakyat berlatar belakang pengusaha sukses dan mantan Ketua Umum Kadin Bali itu

Terkait dengan sarana penunjang, Demer menambahkan bahwa infrastruktur ini akan dibangun bersamaan dengan bandara. Menurut politisi Golkar asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng itu pembangunan tol yang dilakukan sebelum adanya bandara akan kurang feasible karena rendahnya volume lalu lintas harian (LHR).

Namun, setelah bandara beroperasi, tol dan sarana transportasi lainnya akan menjadi lebih menguntungkan karena adanya peningkatan jumlah pengguna dan kebutuhan transportasi yang lebih tinggi.

“Kalau udah ada airport, disini ada airport, barengan mereka bangun, akan feasible. Karena kan tol itu tergantung daripada LHR namanya, lalu lintas harian. Kalau sekarang dibikin tol, siapa yang mau lewat?,” pungkas Demer. (wid)