Demer: Bali Butuh Pemimpin Pahami Ekonomi Makro dengan “Growth With Equity”, Ekonomi Bertumbuh dan Merata, Lingkungan Terjaga, Budaya Lestari
Foto: Angota Komisi VI DPR RI Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer.
Denpasar (Metrobali.com)-
Bali membutuhkan sosok pemimpin yang bisa menjawab tantangan-tantangan kedepan khususnya juga terkait persoalan pertumbuhan dan pemerataan perekonomian dan pembangunan. Terkait hal itu, Anggota DPR RI Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer menegaskan pemimpin kedepan harus mempunyai visi yaitu tentang ekonomi global atau ekonomi pembangunan dan ekonomi makro, yang kemudian diterjemahkan dengan adanya pertumbuhan dengan pemerataan sehingga mampu melahirkan pelaku-pelaku usaha baru.
Hal itu disampaikan Demer saat ditemui di sela-sela menghadiri acara Silatda (Silahturahmi Daerah) Badan Pengurus Daerah (BPD) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Bali di Sekar Jambu, Kesiman, Kota Denpasar pada Jumat, 31 Mei 2024. Silatda ini merupakan rangkaian acara Musyawarah Daerah (Musda) BPD HIPMI Bali yang nantinya juga akan memilih Ketua Umum BPD HIPMI Bali periode 2024-2028 yang dijadwalkan berlangsung pada tanggal 19 Juni 2024.
Di samping mengerti tentang ekonomi makro dan pertumbuhan merata, pemimpin Bali kedepan juga diharapkan mengerti akan potensi Bali sendiri yakni budaya dan lingkungan. Oleh karena itu menurut Anggota Fraksi Golkar DPR RI itu, hal yang utama adalah pelestarian lingkungan dan pelestarian budaya lokal.
Anggota Komisi VI DPR RI itu menekankan bahwa daya tarik utama Bali adalah budaya lokalnya yang unik dan menarik, yang menjadi alasan utama wisatawan tertarik berkunjung. Wakil rakyat yang sudah empat periode mengabdi di DPR RI memperjuangkan kepentingan Bali itu mengajak para pemimpin Bali untuk memahami ekonomi makro dengan prinsip “growth with equity” dan juga pentingnya pelestarian lingkungan serta budaya lokal.
Menurut wakil rakyat berlatarbelakang pengusaha sukses dan mantan Ketua Umum Kadin Bali itu pertumbuhan ekonomi yang tinggi tanpa pelestarian lingkungan akan merusak Bali sendiri. Oleh karena itu, pelestarian lingkungan dan pengembangan budaya lokal harus terus didorong dan dilestarikan.
“Oleh karena itu mari kita sama-sama, pemimpin Bali yang mengerti ekonomi makro, dengan growth with equity, kemudian saya berharap juga pelestarian lingkungan. Karena kalau pertumbuhan yang tinggi tanpa ada pelestarian lingkungan malah merusak lingkungan itu sendiri, ini akan menyebabkan cepatnya keterpurukan Bali, hal yang lain tentu budaya lokal harus kita tumbuhkan, harus kita hidupkan terus,” beber Demer.
Lebih lanjut Demer yang kembali terpilih di DPR RI untuk kelima kalinya ini juga berharap agar pertumbuhan di Bali tidak hanya terpusat di wilayah selatan, tetapi merata ke seluruh daerah. Menurutnya, pemerataan ini akan menciptakan keadilan dan membuka lebih banyak kesempatan kerja bagi masyarakat Bali.
Politisi Golkar asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng itu menekankan pentingnya pertumbuhan yang berkualitas dan melibatkan pelaku-pelaku baru dari Bali sendiri, sehingga masyarakat setempat tidak hanya menjadi penonton dari pertumbuhan ekonomi. Melalui berbagai organisasi pengusaha salah satunya seperti HIPMI, Demer berharap munculnya pelaku-pelaku usaha baru yang berkualitas di Bali sehingga memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi dinikmati oleh masyarakat setempat.
“Jangan sampai pertumbuhan yang tinggi ternyata menjadi penonton. Saya harap melalui HIPMI ini pertumbuhan di Bali ini akan mengadopsi atau timbulnya pelaku-pelaku baru yang lebih berkualitas yang disebut nanti growth with equity, tumbuhnya melalui apa yang kita miliki di sini, tidak tumbuh tapi dinikmati oleh orang lain. Itu harapan saya tentang pertumbuhan di Bali ini,” pungkas Demer. (wid)