Foto: Dekan FK Unud, Dr. dr. Komang Januartha Putra Pinatih, M.Kes saat menghadiri peluncuran Biomedical & Genome Science Initiative (BGSi) di Gedung Eijkman RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.

Jakarta (Metrobali.com)-

Menyambut perayaan hari kemerdekaan RI serta dalam upaya menghadirkan layanan pengobatan yang presisi bagi masyarakat, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI resmi meluncurkan Biomedical & Genome Science Initiative (BGSi) di Gedung Eijkman RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. (14/8/2022)

Dekan FK Unud, Dr. dr. Komang Januartha Putra Pinatih, M.Kes turut serta menghadiri peluncuran ini bersama dengan Dirut RSUP Prof. I.G.N.G. Ngoerah, Dekan FK UI-IMERI, Dekan FK UGM, Dekan SITH-ITB, dan undangan lainnya.

Mengutip dari siaran Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, BGSi merupakan program inisiatif nasional pertama yang dibuat oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin guna mengembangkan pengobatan yang lebih tepat bagi masyarakat.

BGSi mengandalkan teknologi pengumpulan informasi genetik (genom) dari manusia maupun patogen seperti virus dan bakteri atau bisa disebut dengan whole genome sequencing (WGS).

Pengembangan WGS ini, kata Menkes sejalan dengan transformasi bioteknologi dalam aktivitas biosurveillance dan layanan kesehatan yang ditujukan dalam peningkatan deteksi patogen dan memperbaiki pengobatan.

Sebelumnya, metode WGS sendiri telah dimanfaatkan dan berperan penting dalam penanggulangan COVID-19 di Indonesia.

“Teknologi ini sangat penting untuk kesehatan masyarakat kedepan. Melalui bioteknologi genome sequensing ini, kemampuan kita untuk mengidentifikasi sumber penyakit dan mengobatinya akan sangat pasti dan personal,” jelas Menkes Budi.

Melalui BGSi, metode WGS akan dimanfaatkan untuk penelitian pengembangan pengobatan pada enam kategori penyakit utama lainnya, yaitu kanker, penyakit menular, penyakit otak dan neurodegeneratif, penyakit metabolik, gangguan genetik, dan penuaan.

Dalam implementasinya, BGSi dilaksanakan di tujuh rumah sakit vertikal yaitu RSUPN RSCM, RS Pusat Otak Nasional (RS PON), RSPI Sulianto Saroso, RSUP Persahabatan, RS Kanker Dharmais, RSUP Sardjito, hingga RS Prof I.G.N.G. Ngoerah.

Saat ini hanya terdapat 12 mesin WGS di Indonesia. Untuk mendukung berjalannya BGSi, Kemenkes menambah 48 mesin yang akan disebar di berbagai rumah sakit rujukan nasional yang terlibat dalam BGSi yang dilengkapi dengan mesin-mesin sequencing high throughput yang mampu memproses ratusan sampel genom manusia per minggu.

Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan yang turut hadir dalam peluncuran BGS-i mendorong agar inisiatif baik ini terus ditingkatkan dan diperluas melalui kerja sama dengan investor teknologi dari negara lain. (rls)

Sumber: https://www.unud.ac.id/