Denpasar (Metrobali.com)-

Bali mengalami deflasi perdesaan sebesar 0,53 persen selama bulan Februari 2015, lebih rendah dari angka deflasi rata-rata nasional pada bulan yang sama tercatat 0,73 persen.

“Dari 33 provinsi di Indonesia yang menjadi sasaran survei, lima provinsi di antaranya mengalami deflasi perdesaan,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panusunan Siregar di Denpasar, Selasa (3/3).

Ia mengatakan, sebanyak 28 provinsi lainnya mengalami inflasi perdesaan. Hasil pemantauan harga-harga di daerah perdesaan di Bali pada bulan Februari 2015 menunjukkan NTP daerah ini mengalami penurunan 0,27 persen dari 104,17 pada bulan Januari 2015 menjadi 103.90 persen.

Hal itu akibat indeks harga yang diterima petani (lt) pada bulan Februari 2015 menurun sebesar 0,65 persen dari 120,25 menjadi 119,45. Indeks harga yang dibayar petani (Lb) juga mengalami penurunan sebesar 0,39 persen dari 115,42 menjadi 114,97.

Dari lima subsektor yang berperan terhadap pembentukan NTP Bali, dua subsektor di antaranya mengalami penurunan NTP yakni subsektor tanaman perkebunan rakyat (TPR) 2,08 persen dan hortikultura 0,65 persen.

Panusunan Siregar menambahkan, tiga subsektor lainnya yang mengalami kenaikan meliputi tanaman pangan 0,84 persen, peternakan 0,42 persen dan perikanan 1,30 persen.

Indeks harga yang diterima petani menunjukkan fluktuasi harga berbagai komoditas yang dihasilkan oleh petani. Pada bulan Februari 2015, It gabungan dari kelima subsektor menunjukkan penurunan sebesar 0,65 persen dibandingkan dengan bulan Januari 2015.

Sementara indeks harga yang dibayar petani menggambarkan harga barang dan jasa yang dibeli petani untuk digunakan, baik dalam proses produksi usaha pertanian maupun untuk konsumsi rumahtangga petani, ujar Panasunan Siregar. AN-MB

activate javascript