Foto: Pasangan Calon Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali Nomor Urut 1 Made Muliawan Arya-Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) saat debat pamungkas Pilgub Bali 2024 pada Rabu malam, 20 November 2024, di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC), Badung.

Badung (Metrobali.com)-

Debat pamungkas Pilgub Bali 2024 yang mempertemukan dua pasangan calon Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali yakni Paslon Nomor Urut 1 Made Muliawan Arya-Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) dan Paslon Nomor Urut 2 Wayan Koster-I Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri), digelar pada Rabu malam, 20 November 2024, di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC), Badung.

Debat ketiga ini mengusung tema Ngabdi Santri Bali dan Jagadhita, dengan visi misi Paslon 1 bertajuk “Mewujudkan Bali Dwipa Jaya Menuju Indonesia Emas 2045”. Tema besar tersebut dijabarkan dalam lima subtema, salah satunya membahas isu ketenagakerjaan. Tantangan utama yang diangkat dalam isu ini meliputi pengangguran, keberadaan angkatan kerja baru, peningkatan daya saing, dan pengelolaan bonus demografi.

Dalam penyampaikan visi msisinya, pasangan calon Mulia-PAS mengusulkan langkah-langkah konkret untuk mengatasi permasalahan ketenagakerjaan, seperti peningkatan kualitas pekerja melalui pendidikan, pelatihan, dan penyelarasan antara kebutuhan industri dan tenaga kerja.

Mereka juga menekankan pentingnya pengembangan sarana prasarana vokasi, sertifikasi teknologi, serta peningkatan aksesibilitas tenaga kerja. Selain itu, pemerintah diharapkan secara rutin mengadakan job fair dengan melibatkan sektor swasta dan pelaku usaha lainnya untuk membuka peluang kerja yang lebih luas.

“3 hal yang harus kita laksanakan atau kita pikirkan adalah peningkatan kualitas pekerja dengan pendidikan, pelatihan, link and match peningkatan sarana prasarana vokasi, sertifikasi literasi teknologi, aksesibilitas, bekerja dengan job fair secara rutin oleh pemerintah dan dengan menggandeng swasta dan pelaku usaha lainnya,” terang Calon Gubernur Bali Made Muliawan Arya (De Gadjah).

 

Paslon Mulia-PAS juga menyoroti pentingnya peningkatan kesejahteraan pekerja melalui kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) yang disertai dengan jaminan kesehatan, keamanan, dan kenyamanan kerja. Mulia-PAS membandingkan UMP Bali dengan Jakarta, yang menunjukkan kesenjangan signifikan.

Pada tahun 2019, UMP Bali hanya mencapai Rp2,2 juta, sedangkan Jakarta Rp3,9 juta. Sementara itu, pada tahun 2023, UMP Bali naik menjadi Rp2,7 juta, namun masih tertinggal jauh dibandingkan UMP Jakarta yang mencapai Rp4,9 juta. Mulia-PAS berkomitmen menaikan UMP Bali secara perlahan mendekati atau bahkan setara dengan UMP di Jakarta.

Paslon Mulia-PAS mengusung visi Bali Maju melalui program Bali Kreatif dan Inovatif. Program ini bertujuan menciptakan iklim usaha yang sehat, diversifikasi lapangan kerja di luar sektor pariwisata, serta mendorong pertumbuhan wirausaha baru. Dukungan terhadap Pekerja Migran Indonesia (PMI) juga menjadi perhatian, termasuk pendampingan keberangkatan, serta fasilitasi perizinan usaha dan permodalan bagi yang kembali ke Bali.

Selain itu, visi Bali Unggul melalui program Bali Membangun untuk Semua menitikberatkan penghapusan diskriminasi dalam karir perempuan yang masih terjadi di Bali, sekaligus memberikan perhatian khusus pada pemberdayaan perempuan, anak, dan kelompok marjinal. “Program Bali Membangun untuk Semua menghilangkan diskriminasi perlakuan atas karir perempuan yang terjadi selama ini di Bali,” tegas De Gadjah.

Paslon Mulia-PAS berjanji untuk tidak hanya memberikan himbauan tanpa solusi konkret kepada masyarakat. Mereka menyatakan akan hadir untuk mendampingi dan mengatasi masalah bersama-sama secara gotong royong. Pemerintah, menurut mereka, harus berperan sebagai pengayom dan pelindung masyarakat, sekaligus membantu mencarikan solusi yang nyata dan efektif.

“Mulia Pas berjanji tidak akan menjejali masyarakat dengan berbagai himbauan tanpa solusi nyata yang tanpa solusi nyata. Kami akan hadir mendampingi dan mengatasi bersama sama secara gotong royong. Pemerintah harus hadir sebagai pengayom, pelindung sekaligus membantu mencarikan solusi,” ungkap De Gadjah.

Materi yang dibahas dalam debat kali ini menekankan hal-hal mendasar yang sesuai dengan amanat UUD 1945, yaitu memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Paslon Mulia-PAS menegaskan bahwa sudah sepantasnya seluruh elemen masyarakat bersatu secara serius untuk mewujudkan tujuan tersebut.

“Materi yang dibahas dalam debat kali ini adalah hal yang mendasar sesuai dengan UUD 1945, yaitu memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa Sudah sepantasnya kita semua secara serius bersatu untuk mewujudkannya,” pungkas De Gadjah. (ana)