debat 3 pasangKarangasem (Metrobali.com)-

 

Ada hal sangat unik dan mengundang ‘’senyum’’ ketika kandidat cabup-cawabup Karangasem ‘’berdebat’’ di forum yang disiarkan langsung Bali Tv, Minggu 22/11/2015 lalu. Wayan Sudirta, calon nomor urut 1 melontarkan pertanyaan,’’Apa yang Saudara ketahui tentang Gini Ratio Karangasem, berapa angkanya dan apa maknanya. Apakah ada gagasan program untuk memperbaiki GR tersebut…?”

Calon Bupati yang ditanya sama sekali tak menjawab, tapi langsung ‘’oper gigi’’ dan menyerahkannya ke calon wakil. Sang kandidat bupati bersenyum ria mengatakan, dia membagi tugas sekaligus ‘’menguji’’ kemampuan calon wakilnya untuk mendampingi dirinya sebagai Cabup.

Mike pun dioper, dan sang Calon Wakil mulai angkat bicara.’’Begitu banyak data dan angka, dan tidak mudah menghafal angka-angka secara detil. Tetapi, dapat saya jelaskan, di bidang pendidikan misalnya, ratio antara guru dengan siswa masih rendah, dan perlu ditingkatkan, agar kualitas pendidikan bagi anak didik bisa lebih baik dari sekarang…..’’

Jawabannya total keliru. Koefisien Gini adalah ukuran yang dikembangkan oleh statistikus Italia, Corrado Gini, dan dipublikasikan pada tahun 1912 dalam karyanya, Variabilità e mutabilità. Koefisien ini biasanya digunakan untuk mengukur kesenjangan pendapatan dan kekayaan antara masyarakat kaya dengan yang miskin. Makin kecil angkanya, semakin merata distribusi kekayaan penduduk, dan sebaliknya. Di seluruh dunia, koefisien bervariasi dari 0.25 (Denmark) hingga 0.70 (Namibia).

Jadi, Gini Ratio beda jauh dengan Ratio, bisa ratio dokter dengan penduduk, guru dengan murid, polisi dengan penduduk, dan sebagainya. Ada yang nyeletuk,’’Gini Ratio itu ada di pengantar APBD, dan kalau rajin membaca, orang yang pernah menduduki jabatan pentinng di pemerintahan Karangasem mestinya tahu apa itu Gini Ratio…kalau ternyata tidak tahu, kita bisa bilang apa? Silakan rakyat menilai….’’ RED-MB