Buleleng, (Metrobali.com)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI mempercayakan Universitas Ganesha (Undiksha) melaksanakan Wirausaha Merdeka (WMK) bertajuk Ganesha Digital Entrepreneur Academy (GDEA) yang dibuka langsung Rektor Undiksha Prof Dr I Wayan Lasmawan,M.Pd pada Rabu (18/9/2024).

Program nasional ini untuk mempersiapkan mahasiswa sebagai lulusan yang unggul dan berdaya saing serta sebagai bentuk dukungan untuk meningkatkan jumlah wirausaha muda Indonesia.

WMK kali ini diikuti oleh 445 peserta, terdiri atas 395 orang dari Undiksha dan 50 dari perguruan tinggi lain. Kegiatan ini juga melibatkan oleh 58 tenaga pengajar, 44 Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) internal dan eksternal, dan melibatkan 88 mentor dan 88 pelaku UMKM. Selain itu ada 15 tenaga ahli dan praktisi yang berasal dari dunia usaha/bisnis, dalam skala nasional dan internasional.

Rektor Undiksha, Prof. Lasmawan mengatakan WMK digagas sebagai jendela bagi mahasiswa dalam meraih kesuksesan melalui pengalaman nyata (dilatih, dibiasakan, dan memiliki) terkait kewirausahaan yang berbasis digital.

“Kegiatan ini hadir sebagai wadah mahasiswa untuk menjadi wirausaha muda dan dapat mengelola akademik terkait entrepreneurship,” jelasnya.

Ia mengatakan di era digital (post modern) anak muda harus membuka kesempatan melalui berwirausaha. Undiksha hadir untuk memfasilitasi mahasiswa yang berminat dalam kegiatan kewirausahaan.

“Kami minta seluruh mahasiswa untuk memanfaatkan program ini, agar berguna dalam lingkup masyarakat melalui produk – produk yang diciptakan,” tegas Lasmawan.

Memantapkan pelaksanaan kegiatan ini, pada pembukaan diisi materi tentang motivasi berwirausaha oleh Manajer Matchmaking Program Praktisi Mengajar dan Wirausaha Merdeka Dr. Nila Tristiarini, M.Si., CSRA.

Dr. Nila Tristiarini menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki angka pengangguran tertinggi di Asia. Maka dari itu, Kemendikbudristek berusaha untuk mewadahi mahasiswa supaya mampu memiliki jiwa wirausaha dan berdaya saing tinggi. Sehingga dapat memiliki kehidupan dan karir yang jauh lebih baik saat keluar dari perguruan tinggi.

Menurutnya terdapat 2 kunci penting untuk menjadi wirausaha, yaitu out of the box dan berani keluar dari zona nyaman. Dimana wirausahawan harus mampu keluar dari batasan – batasan yang ada.

“Dengan berani melampaui batasan yang ada dalam diri, seorang wirausahawan muda dapat terus mengembangkan diri dan potensinya,” katanya.

Selain itu, seseorang harus memiliki value atau nilai diri yang nantinya digunakan sebagai bekal dalam karir atau pekerjaan.

“Value ini lah yang harus kita create (ciptakan). Value dapat mencerminkan kompetensi dan kemampuan seseorang,” tandas Dr. Nila Tristiarini.

Materi lainnya adalah tentang Peluang Pengembangan Kewirausahaan di Provinsi Bali dengan narasumber dari Dinas UMKM Provinsi Bali, I Ketut Meniarta, SSTP., M.Si.

Ketut Meniarta menyampaikan untuk meningkatkan rasio kewirausahaan di Indonesia, Pemerintah Provinsi Bali mendorong transformasi kewirausahaan Bali melalui pergerakan UMKM, Koperasi, dan sebagainya.

“Hal tersebut diharapkan dapat semakin kuat dengan hadirnya program strategis, salah satunya WMK,” tutupnya.

Kegiatan WMK ini akan berlangsung selama satu semester. Para mahasiswa akan mengikuti serangkaian tahapan mulai dari pembekalan hingga menciptakan produk yang kompetitif dan berdaya saing. GS