kemerdekaan

Jakarta (Metrobali.com)-

Presiden Joko Widodo memandang peringatan 70 tahun kemerdekaan RI yang akan berlangsung pada Agustus mendatang dapat menjadi salah satu titik tolak revolusi mental, sekaligus pijakan bagi pencapaian pembangunan bangsa.

Dari titik nol, Sabang di Provinsi Aceh, Kepala Negara mencanangkan logo peringatan 70 tahun kemerdekaan Indonesia, sekaligus menyerukan ajakan agar semua pihak memastikan keberhasilan pembangunan nasional melalui etos kerja yang lebih baik.

“Semua itu hanya bisa diwujudkan melalui kerja, hanya melalui itu kita bisa membangun jiwa raga menuju kejayaan bangsa dan negara sesuai pembukaan UUD 45,” kata Presiden, ketika meluncurkan “Gerakan Nasional Ayo Kerja” dan logo peringatan 70 tahun Indonesia Merdeka di Tugu KM Nol Sabang, Selasa (10/3).

Presiden Joko Widodo sejak awal memang telah menyerukan gerakan revolusi mental disegala aspek kehidupan nasional untuk memperbaiki etos kerja, pemahaman dan mentalitas. Dengan perubahan secara cepat itu maka kelemahan-kelemahan sebagai sebuah bangsa dalam membangun negaranya bisa dibongkar.

Nawa Cita yang merupakan kerangka kerja pemerintah Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, juga memasukkan perbaikan karakter melalui pendidikan sebagai salah satu pekerjaan rumah yang akan diselesaikan minimal dalam lima tahun mendatang hingga 2019.

Dalam butir kedelapan di Nawa Cita, disampaikan bahwa akan dilakukan upaya-upaya untuk melakukan revolusi karakter bangsa dengan membangun pendidikan kewarganegaraan, mengevaluasi model penyeragaman dalam sistem pendidikan nasional, jaminan hidup memadai bagi guru, memperbesar akses warga miskin mendapatkan pendidikan tinggi dan memprioritaskan pembiayaan penelitian yang menunjang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pentingnya membangun karakter bangsa yang kuat, juga tercermin dalam point kesembilan dari Nawa Cita. Pembangunan karakter bangsa dilakukan melalui penyadaran kembali pentingnya persatuan dan sifat dasar rakyat Indonesia, gotong royong.

Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan pentingnya memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia dengan memperkuat pendidikan kebhinekaan dan menciptakan ruang dialog antarwarga, restorasi sosial untuk mengembalikan roh kerukunan antarwarga, membangun kembali gotong royong sebagai modal sosial, mengembangkan insentif khusus untuk memperkenalkan dan mengangkat kebudayaan lokal, serta meningkatkan proses pertukaran budaya untuk membangun kemajemukan sebagai kekuatan budaya.

Kerja dan Kerja Untuk mencapai kemajuan, bangsa Indonesia menurut Presiden harus bekerja keras untuk mencapai kesejahteraan dan cita-citanya.

Menurut Presiden, kerja yang dimaksud bukan kerja biasa tapi keinsyafan akan kesatuan Indonesia dengan gotong-royong seluruh anak bangsa.

“Kerja bukan hanya urusan rakyat tetapi para pemimpin harus di depan memberi contoh,” ujar Presiden yang mengenakan kemeja putih dan celana hitam.

Presiden menyebutkan Indonesia menghadapi tantangan nasional, regional maupun internasional.

Menurut dia, Gerakan Nasional Ayo Kerja merupakan gerakan seperti dikemukakan Bung Karno. “Jangan kecil-kecilan, tapi yang dapat mengubah sifat-sifat kita, menjebol kesakitan kita sampe ke akar-akarnya, jebol mentalitas bangsa yang masih berada dalam ketidakadilan, ketidakmedekaan,” tukas Presiden.

Menurut dia, Gerakan Ayo Kerja merupakan perwujudan praktis revolusi pikir mental, bukan hanya rakyat tapi juga penyelenggara negara untuk bekerja jujur, tanpa pamrih dan kerja secara paripurna.

Logo peringatan 70 tahun Indonesia Merdeka sendiri berbeda bila dibandingkan logo-logo peringatan hari ulang tahun kemerdekaan RI sebelumnya. Inti logo tersebut adalah angka tujuh dan nol berwarna putih di dalam lingkaran berwarna merah. Angka tujuh diujung atasnya memiliki bentuk mirip dengan bulu pada leher Burung Garuda.

Demikian pula pada angka nol, di sisi kanan atas, disematkan bentuk mirip bulu pada leher Burung Garuda. Di angka tujuh, bulu berjumlah empat, sementara di angka nol bulu berjumlah lima.

Tulisan Indonesia Merdeka ditempatkan di atas lingkaran merah secara simetris sementara slogan Ayo Kerja disematkan di bawah lingkaran warna merah. Tak ketinggalan di dalam lingkaran warna merah, ditambah bayangan angka 70 yang mempertegas angka tersebut.

Presiden Joko Widodo saat peluncuran logo tersebut membubuhkan tandatangan di logo yang diresmikan secara simbolis tersebut.

Kemajuan Aceh Peluncuran logo peringatan 70 tahun kemerdekaan RI di Sabang, Aceh selain memberikan simbolisasi gerakan Ayo Kerja yang diawali dari ujung Barat Indonesia, Aceh juga memiliki makna tersendiri bagi Presiden.

“Jadi Aceh bukan sesuatu yang baru buat saya dan Bu Jokowi,” kata Presiden Jokowi dalam kesempatan kunjungan kerja ke Lhokseumawe, Aceh, Senin (9/3).

Ia menyebutkan pada tahun 1985, dirinya bekerja di Tanah Rencong tersebut yaitu di Lhokseumawe tepatnya di PT Kertas Kraft Aceh.

“Dulu juga di Aceh Tengah di Takengon, sekarang ada pemekaran menjadi Kabupaten Bener Meriah,” ungkapnya.

Ia juga menyebutkan bahwa istrinya hamil dan melahirkan anak pertama di daerah Aceh.

“Dulu saya tiap hari hanya ‘wira-wiri’ Lhokseumawe-Takengon (Ibu Kota Aceh Tengah), kadang juga ke Banda Aceh, jadi Aceh bukan sesuatu yang baru buat saya dan Bu Jokowi,” paparnya.

Tak hanya sekadar kenangan, Presiden Joko Widodo juga menginginkan Aceh, termasuk Sabang dapat terus berkembang.

“Saya akan undang Pak Wali (Zulkifli Adam) ke Istana untuk bisa khusus membahas masalah Sabang,” kata Presiden Jokowi dalam kunjungannya di Kota Sabang, Selasa.

Presiden menyebutkan pengembangan kawasan Sabang pernah sempat dimulai, namun terhenti.

Ia menyebutkan dalam kunjungan ke Sabang, dirinya sudah meminta data dari Wali Kota Sabang dan sudah disampaikan beberapa kekurangan dalam pengembangan kawasan itu.

“Kalau menyangkut regulasi akan kita perhatikan. Kalau tidak ada artinya tinggal mendorong sebanyak-banyaknya investasi masuk ke sini,” tuturnya.

Menurut dia, investasi itu terutama untuk pengembangan pelabuhan besar yang menjadi “hub” ke negara-negara lain dan untuk kota-kota di Tanah Air.

“Itu baru kita identifikasi, tadi saya sudah perintahkan Pak Menko Kemaritiman untuk identifikasi. Tahun ini akan dimulai,” ujarnya.

Ia menyebutkan dengan kedalaman 25 meter, maka Pelabuhan Sabang dikembangkan menjadi pelabuhan besar. Sementara mengenai pariwisata, Presiden mengatakan perlu penajaman program dalam pengembangan sektor itu.

“Itu juga saya tanyakan ke Pak Wali. Ini harus segera diputuskan mana yang pariwisata, mana yang untuk pelabuhan besarnya, sehingga arah dan fokusnya jelas,” ujar Presiden. AN-MB