Badung, (Metrobali.com)-

Jero Bandesa Adat Tuban I Wayan Mendra mengungkap, bahwa pihaknya mengatensi khusus  pengamanan sholat tarawih pertama di wilayahnya yang bersamaan dengan Hari Raya Nyepi 2023.

Karena itu, menurutnya prioritas pengamanan warganya saat bersembahyang menjadi prioritas. Baik umat Hindu maupun non Hindu (muslim).

Pihaknya sendiri menerjunkan satgas lingkungan yang akan bergerak dari pemukiman.

Dijelaskan, khusus pengamanan pada sholat tarawih pihaknya lebih fokus kepada bagaimana mengamankan wilayahnya agar terhindar dari paham-paham yang dapat memecah kesukuan dan agama.

“Kami lebih mengatensi atas kemungkinan adanya paham – paham yang memecah belah Hindu – muslim, karena itu yang kita atensi,” tandas Jero Bandesa ditemui di Tuban, Kuta, Badung, Rabu (22/2023).

Karena itu, terkait imbauan pemerintah mulai dari provinsi hingga ke bawah (warga) seharusnya dapat dipahami oleh semua warga muslim di wilayahnya.

“Apabila ada hal di luar itu menyampaikan ke desa, tapi sampai saat ini tidak ada permohonan minta izin,” ungkapnya.

Desa Adat Tuban sendiri diketahui memiliki jumlah penduduk total sekitar 14.700 orang.

“Sekitar 14.700 ribu total penduduk Tuban. Agama non Hindu kurang lebih 7000-9000an. Jadi 40 persen Hindu dan 60 persen non Hindu itu setelah covid,” kata,” katanya.

Memiliki wilayah heterogen dimana terdapat 5 masjid dan 2 mushola, Mendra mengklaim desanya memiliki tingkat kerukunan agama yang sangat tinggi.

Salah satu kampung Islam di desa adat Tuban kata dia adalah Kampung Bugis yang merupakan Dwi tunggal (berkaitan) dan mulai masuknya umat Hindu ke Tuban, tepatnya sekitar tahun 1400.

Dah ini berkaitan dengan Perang Puputan Badung.

Pewarta : Tri Prasetiyo