Solo, (Metrobali.com)

 

Dalang sekaligus purna tugas dosen pedalangan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Blacius Subono meninggal dunia setelah pentas di kampanye akbar Ganjar-Mahfud di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (10/2/2024). Humas ISI Surakarta Esha Karwinarno mengatakan, Dalang Blacius Subono meninggal dunia pada pukul 09.15 WIB, Sabtu. “Ini saya masih di RSUD Moewardi, jenazah dibawa ke sini,” ujar Esha saat dihubungi Kompas.com, Sabtu. “Meninggal saat di atas panggung pagelaran Hajatan Rakyat di Depan Balai Kota Solo,” lanjutnya.

Kronologi meninggalkanya Blacius Subono Esha menuturkan, Subono saat itu tiba-tiba ambruk setelah melakukan pentas seni di atas panggung pada Hajatan Rakyat paslon nomor 3 tersebut. Setelah pentas, saat itu rencananya acara akan dilanjutkan dengan penyerahan wayang. “Itu sedang berbaris atau berjajar, untuk penyerahan wayang, Pak Bono posisinya di belakang Pak Ganjar,” tutur Esha. Rencananya wayang akan diserahkan Puan Maharani kepada Ganjar dan kemudian dilanjutkan ke Mahfud MD. “Sebelum kejadian itu, Pak Bono jatuh. Itu sudah pentas, closing-nya penyerahan wayang tersebut,” terangnya. Ditanya soal penyebab meninggalnya Subono, Esha belum bisa memastikan karena belum mendapat kabar dari dokter yang menanganinya. Meski begitu, kata Esha, sosok mantan dosen ISI Surakarta tersebut mempunyai riwayat penyakit jantung.

Profil Blacius Subono Dikutip dari laman resmi Pemkot Solo, Blacius Subono atau Bono lahir di Klaten, 3 Februari 1954 Ia mewarisi keahlian mendalang dari sang ayah yang juga berprofesi sebagai dalang. Bahkan, Bono dikenal sebagai dalang cilik yang rajin pentas saat masih berusia 12 tahun. Setelah SMP, Bono menempuh pendidikan di Konservatori Karawitan Surakarta dan dilanjutkan dengan pendidikan sarjana jurusan Seni Pedalangan dan program pascasarjana Penciptaan Seni minat Pewayangan Nusantara di ISI Solo. Lingkungan keluarga dalang dan pendidikan formal seni karawitan membentuk keahliannya sebagai pengrawit, dalang, penata musik, komponis, dan penulis naskah sekaligus. Ia menggarap penataan gending untuk berbagai seniman kenamaan, seperti dalang Ki Mantep Sudharsono, Ki Anom Suroto, seniman tari Sardono W. Kusumo, Retno Maruti, juga Elly D. Luthan. Subono juga telah diundang untuk pentas di kancah internasional, seperti di Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Perancis, Italia, Belanda, Australia, Singapura, Hongkong, dan Jepang. Atas kiprahnya tersebut, Bono menerima Satya Lencana Budaya dari Lembaga Kebudayaan Jawa, anugerah seni dari Mendikbud RI pada 1996.
Sumber : Kompas.kom