Dipesisir pantai yang menghubungkan Kelurahan Kampung Anyar dan Kelurahan Kampung Bugis
Abrasi — Dipesisir pantai yang menghubungkan Kelurahan Kampung Anyar dan Kelurahan Kampung Bugis menjadi putus total sepanjang lima meter, akibat diterjang ombak besar dan angin kencang selama kurun waktu beberapa hari terakhir ini.
Buleleng, (Metrobali.com)-
Cuaca Ekstrem dengan ombak besar dan dibarengi angin kencang kerap menimbulkan bencana, baik itu tanah longsor, banjir maupun abrasi, maupun peristiwa bencana alam lainnya. Seperti yang terjadi di Kelurahan Kampung Anyar, tepatnya di Jalan selebar 3 meter terletak dipesisir pantai yang menghubungkan Kelurahan Kampung Anyar dan Kelurahan Kampung Bugis menjadi putus total sepanjang lima meter, akibat diterjang ombak besar dan angin kencang selama kurun waktu beberapa hari terakhir ini.
Akibat dari putusnya jalan ini, disamping arus lalulintas melewati jalan dipesisir pantai menjadi terhenti juga bagi tiga warga banjar adat menjadi tidak bisa melakukan  penguburan atau membakar mayat dikuburan (Setra) Kayubuntil, Kelurahan Kampung Anyar yang ada disebelah timur jalan putus tersebut. Ketiga Banjar Adat itu, diantaranya Banjar Adat Kaliuntu, Banjar Adat Kampung Anyar dan Banjar Adat Kampung Baru.
Terkait persoalan penguburan mayat ini, Kelian Desa Adat Pakraman Buleleng, Ir. Nyoman Sutrisna,MM, Kamis (9/2) mengatakan pihaknya sangat prihatin dengan kondisi jalan putus yang ada di pesisir pantai Kayubuntil, dimana jalan tersebut merupakan jalan bagi warga adat untuk melakukan penguburan maupun ngaben.
”Masih ada jalan lain, yakni melewati jalan pesisir pantai di Kelurahan Kampung Bugis. Itupun kalau warga mau melewatinya, karena jalannya cukup kecil, apalagi kalau ngaben, sudah jelas tidak bisa dilalui” terangnya.”Jadi kami dari desa adat Buleleng menghimbau kepada warga banjar adat yang mewilayahi kuburan Kayubuntil agar melakukan penguburan atau ngaben ke Setra Buleleng” ujar Nyoman Sutrisna.
Iapun memaklumi dengan kondisi cuaca yang sangat ekstrem dengan ombak besar yang diiringi angin kencang sangat berdampak terputusnya jalan tersebut.”Ini kan bencana alam, harus dimaklumi keberadaannya” tandas Nyoman Sutrisna yang juga menjabat Kadis Pariwisata Kabupaten Buleleng.
Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, Made Subur mengatakan peristiwa ombak besar yang diringi angin kencang setiap tahun kerap terjadi.  Peristiwa abrasipun sering terjadi disepanjang pesisir pantai di Kabupaten Buleleng.
”Kami sudah menerima laporan putusnya jalan pesisir pantai Kayubuntil itu. Dan kami akan menindak lanjutinya dengan melakukan kajian. Selanjutnya akan dibuatkan jalan darurat agar masyarakat bisa memanfaatkannya, sambil menunggu bantuan dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida. Karena kewenangan dalam hal ini ada pada BWS” pungkasnya. GS-MB