Mangupura (Metrobali.com) 

Perang tidak seindah yang dibayangkan. Untuk itu seniman kaligrafi asal Rusia Pokras Lampas memiliki harapan baik untuk mewujudkan kehidupan yang lebih damai dan juga bahagia. Di dalam torehan pesan kaligrafi itu bisa dimaknai bahwa semua orang dapat mengubah dunia kearah yang lebih baik.

Uniknya hal tersebut karyanya digoreskan di atap (roof top) sebuah villa di kawasan Canggu milik Alex Stefan yang berkebangsaan Rusia.

Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Yuana Rochma memberikan apresiasi atas karya fenomenal dengan latar belakang atap villa yang akan ditorehkan lukisan kaligrafi perdamaian.

“Pesan seni rupa perdamaian ini justru dilakukan di kawasan yang padat dengan wisatawan mancanegara yang bermukim di kawasan Canggu-Bali. Hal ini juga mewujudkan pluralitas yang sejatinya terjalin, bahkan menjadi media promosi yang bagus untuk diketahui oleh orang-orang diseluruh dunia,” terang Yuana.

Pihaknya memberikan acungan jempol atas inisiasi pembuatan kaligrafi bertemakan perdamaian dari Pokras Lampas, seniman yang juga seorang YouTuber dan memiliki follower sebanyak 1.5 milliar ini.

Kaligrafi bertemakan perdamaian tersebut dilukis di atap vila seluas 980 m2 milik Alex Stefan di Canggu, Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali. Karya yang bertajuk ‘World United’ ini dibuat dalam lima bahasa, yakni, Rusia, Ukraina, Inggris, Indonesia, dan Tiongkok.

“Sebenarnya proses pembuatan sudah dimulai sejak tanggal 7 Januari 2022,” ungkap Pokras Lampas soal pertemuan pertamanya dengan Alex Stefan.

Pokras Lampas sendiri dikenal dengan gayanya yang memadukan seni kaligrafi kuno dan seni graffiti yang didapuknya menjadi sebuah aliran baru bernama ‘kaligrafuturisme’. Adapun karya kaligrafi yang dibuatnya di Bali diakui digagas sebelum terjadinya perang.

“Ide dasarnya adalah one world unity, bagaimana menghubungkan semua manusia,” kata seniman yang karyanya juga terpampang di Kosmodrom Baikonur dan Gedung Red October di Moskow, Rusia.

Melalui karya seni ini, Pokras juga berharap bisa menyudahi perang yang tengah melanda di Eropa Timur. Karya seni perdamaian ini pun dinilai bukan sekadar untuk Presiden Rusia Vladimir Putin ataupun Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. “Ini untuk semua manusia, karena dalam sejarah, seni membantu manusia untuk menguatkan diri,” tegas Pokras Lampas.

Adapun Bali secara khusus dipilih karena letaknya yang strategis sebagai tempat berkumpul berbagai orang dari mancanegara, mulai dari wisatawan, insan kreatif, dan pebisnis. Di tengah pandemi yang sedang berlangsung, pengunjung dari mancanegara tetap berupaya dapat mengunjungi Pulau Dewata ini.

Sementara itu Alex Stefan, pemilik villa mengatakan bahwa sebagai pebisnis asal Ukraina, dirinya tidak menginginkan perang. “Kami tidak menginginkan perang. Kami ingin membangun masa depan bersama-sama. Kami mau perdamaian di seluruh dunia,” pungkas Alex yang datang ke Pulau Dewata sejak enam tahun silam. (hd)