Foto : Ketua Yayasan Primakara I Made Artana (kanan) meninjau para peserta Primakara Startup Expo 2018 di Plaza Renon, Denpasar, yang digelar Sabtu – Minggu, 21-22 Juli 2018.

Denpasar (Metrobali.con)

STMIK Primakara menggelar pameran startup (usaha rintisan) bertajuk  “Primakara Startup Expo’ 18 : Create Living Innovation” di Plaza Renon, Denpasar, Sabtu (21/7/2018). Sebanyak 23 startup dari berbagai latar belakang bidang usaha ikut dalam pameran yang dibuka langsung Ketua Yayasan Primakara I Made Artana. Hadir pula Ketua STMIK Primakara I Gusti Bagus Made Wiradharma.

Pameran inovasi startup yang berlangsung hingga Minggu (22/7/2018) ini pun mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung Plaza Renon. Mereka tampak “kepo” bertanya-tanya maupun mencoba produk dan layanan berbasis teknologi informasi digital dari para startup yang inovatif ini. 

Primakara Startup Expo in juga merupakan bagian dari proses perkuliahan di kampus dari mahasiswa yang mengambil mata kuliah project technopreneurship. Mereka diwajibkan membuat satu startup atau aplikasi berbasis digital. Outputnya minimal mereka  menghasilkan MPV (Minimum Viable Product) atau produk dengan fitur minimal yang sudah bisa diakses dan digunakan oleh user atau pengguna untuk menyelesaikan masalah mereka.

Lalu startup yang dipamerkan ini dikurasi atau dinilai oleh praktisi atau technopreneur. Dua orang juri dihadirkan yakni Ketut Sulistyawati yang seorang pakar teknologi atau ahli UX (User Experience) dari Somia Consulting dan Co-founder & Chief Technology Officer (CTO) Gringgo (aplikasi  pengelolaan sampah) Febriadi Pratama.

Ketua Yayasan Primakara I Made Artana mengatakan Primakara Startup Expo ini telah menginjak tahun ketiga. Namun penyelenggaraan kali ini terasa spesial sebab untuk pertama kalinya digelar di luar kampus.

Tujuannya, agar gaung event ini bisa lebih luas ke publik. Selain itu, event ini juga menjadi sarana edukasi kepada publik. Sebab masih banyak masyarakat yang tidak paham tentang startup. “Masyarakat masih awam soal startup. Banyak yang bingung cari tahu kemana. Jadi disini kami juga memberikan edukasi,” kata Artana yang pernah meraih Technopreneur Award dari Majalah M&I.

Event ini tentunya juga menjadi ajang promosi produk dan layanan para startup yang memberikan solusi berbasis digital ini. Di sisi lain juga ada kebanggaan dari para peserta sebab startupnya bisa lebih dikenal lebih luas di luar kampus. “Dengan pameran di luar kampus, kami harapkan mahasiswa juga lebih greget dan serius mempersiapkan startupnya,” tambah pria peraih CYEA (Creative Young Entrepreneur Award) dari Junior Chamber International (JCI) itu.

Di sisi lain, event ini juga menjadi ajang strategis untuk semakin memperkenalkan dan menggaungkan branding STMIK Primakara sebagai technopreneur campus yang mencetak startup dan wirausaha muda di bidang teknologi Bali. “Kami sangat berkomitmen serius mencetak technopreneur atau pelaku usaha teknologi dari kampus. Jumlah technopreneur yang dihasilkan STMIK Primakara juga menjadi salah satu indikator KPI (Key Performance Index) kami,” tambah Artana yang juga 2016 Local President JCI (Junior Chamber International) Bali itu.

Dari ajang Primakara Startup Expo diharapkan pula lahir startup yang tangguh dan mampu bertahan di tengah ketatnya persaingan serta berkontribusi maksimal memecahkan permasalahan di masyarakat. “Kami harapkan para mahasiswa ini serius menggarap startupnya. Di kampus juga kami sediakan fasilitas di Inkubasi Bisnis Primakara agar mereka bisa lebih berkembang,” tambah Artana yang juga pernah dianugerahi The Most Outstanding Development Officer dan The Best Development Officer dari JCI Asia Pasific Development Council.

Beragam startup yang ikut pameran ini ada yang menawarkan solusi pencarian kos seperti Mai Kos. Lalu solusi  platform pencari asisten rumah tangga (Fass).  Ada pula yang bergerak di bidang laundry (Lilon), pelayanan kecantikan untuk mempertemukan terapist massage kepada customer (Halo Cantiq) seta masih banyak lagi.

Pewarta : Widana Daud

Editor     : Whraspati Radha