Wakil Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan

Jembrana (Metrobali.com)-

Kerja keras, disiplin dan pantang menyerah merupakan salah satu kunci sukses seseorang. Ketika budaya ini dirintis dari kecil, memasuki masa dewasa buah manis akan bisa dipetik karena kebiasaan tersebut. Hal inipula yang dirasakan Wakil Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan saat ini.

Mantan Ketua DPRD Jembrana ini sejak kecil sudah terbiasa bekerja merintis dan membantu usaha orang tua mengerjakan bisnis truk. Memori itu masih terngiang hingga kini saat dirinya menjadi seorang pejabat. Ketika tak sengaja Kembang mendapat tugas menghadiri Apel Gelar Pasukan Operasi Lilin 2019 terlintas masa lalu yang cukup keras, kala mengurus kendaraan truk milik orangtuanya itu.

“Pengalaman saya dulu ngurus truk, saya sudah terbiasa mengecek oli, accu dan air radiator. Ketika saya diminta ikut mengecek kendaraan operasional operasional, memori saya langsung teringat masa itu,” ujar Wabup Kembang.

Meskipun saat ini Wabup Kembang sudah menjadi pejabat, ia tidak memungkiri dirinya dulu pernah menjadi sopir truk. Ia mengenang masa kecilnya sejak SMP dulu sudah terbiasa membawa truk.

“Biasanya pas hari libur sabtu – minggu , bapak sudah tugaskan saya keliling kedesa-desa mencari kelapa, “ tutur Kembang.

Kepercayaan dari orang tua itu terus berlanjut. Begitu tamat kuliah. Kembang diminta oleh bapaknya mengurus truk dan otomatis menyetir truk sendiri hingga ke Surabaya dan daerah lain di Pulau Jawa. Malah perjalanan hingga ke pulau jawa membawa truk pernah dilakoninya untuk memastikan hingga tahu berbagai persoalan serta seluk beluk bisnis transportasi dijalan. Bahkan hingga kini, bisnis angkutan itu tetap dijalankannya , kendati kesibukannya sebagai Wakil Bupati tidak bisa mengurus penuh dan sudah memiliki pegawai yang dipercaya mengelola. .

“Sudah dari kecil saya dididik keras. Ingat dulu (kalau) telat bangun dilempar serabut kelapa bahkan di rendam ke dalam drum. Tapi disyukurinya , dari didikan keras itu tertanam budaya kedisiplinan,” tambahnya.

Menarik cerita kebelakang , Kembang mengatakan dulu orang tuanya bukanlah tergolong keluarga mampu. Ia berasal dari keluarga miskin, bahkan Kembang sendiri lahir di rumah kontrakan tinggal bersama tiga saudaranya yang lain.

Dari semangat orangtuanya yang memiliki tekad kuat untuk maju, meski lahir dari keluarga miskin sekali , berangsur-angsur mampu merubah nasib.

Dari sanalah Ia mampu belajar. Nilai – nilai itu Ia bawa hingga kini sebagai bekal hidup untuk terus berjuang dan bekerja keras demi kehidupan yang lebih baik. (Komang Tole)