Keterangan foto: Ketua Komisi IV DPRD Badung Made Sumerta memimpin raker membahas vaksinasi booster dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial, Senin (24/1/2022)/MB

Mangupura (Metrobali.com) –

Komisi IV DPRD Badung di bawah komando Ketua Komisi Made Sumerta, Senin (24/1/2022) menggelar rapat kerja (raker) dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial Badung. Tujuannya, untuk mengecek kesiapan pelayanan vaksinasi tahap 3 yakni booster bagi masyarakat Badung.

Selain Ketua Komisi Made Sumerta, acara tersebut juga dihadiri anggota komisi lainnya seperti Nyoman Gede Wiradana, Luh Putu Gede Rara Hita Sukma Dewi, Luh Putu Sekarini, dan Made Suwardana. Hadir juga Kadis Kesehatan dr. Nyoman Gunarta serta Dirut RS Mangusada dr. I Wayan Darta dan sejumlah undangan lainnya.

Dalam pengantarnya Ketua Komisi IV DPRD Badung Made Sumerta menyatakan, saat ini pemerintah telah mencanangkan pemberian vaksin tahap III kepada masyarakat yang berumur di atas 18 tahun dan telah mendapatkan vaksin tahap I dan II. Untuk inilah, ujar politisi PDI Perjuangan asal Pecatu Kuta Selatan tersebut, menggelar raker dengan Diskes, Dinas Sosial dan Direktur RS Mangusada terkait pemberian vaksin tahap ketiga tersebut. “Seberapa kesiapan kita untuk vaksinasi booster ini,” ujar Sumerta.

Kadis Kesehatan Nyoman Gunarta menjelaskan, pada umumnya pelayanan vaksinasi tahap 3 siap dilaksanakan di Badung. “Selain Kuta Selatan menjadi prioritas, Badung juga akan melaksanakan pelayanan di Gedung Budaya Giri Nata Mandala,” tegas Gunarta.

Pelayanan vaksinasi booster, ujarnya, sudah dilakukan untuk lansia dan tiga desa penyangga RS Mangusada. Mulai lusa, tegasnya, layanan vaksinasi termasuk booster juga dilakukan di wilayah Mengwi. Vaksinasi yang diutamakan yakni vaksinasi I dan II, setelah itu lanjut vaksinasi booster.

Walau begitu, Gunarta memastikan pelayanan vaksinasi booster tak bisa secepat vaksinasi I dan II yang lalu. “Kami tak mungkin bisa secepat vaksinasi tahap I dan II yang lalu,” tegasnya.

Kendala pertama, katanya, bantuan tenaga dokter. Dulu vaksinasi I dan II, pihaknya memperoleh bantuan dokter residen dari Fakultas Kedokteran Unud. Namun saat ini, tidak bisa lagi karena proses perkuliahan sudah dimulai.

Karena itu, pihaknya hanya memberdayakan dokter-dokter umum yang dimiliki sebanyak 36 dokter dan yang fungsional hanya 24, sementara dokter di puskesmas berjumlah 12 dokter dan mereka bekerja pagi siang dan malam. “Dulu kami memiliki 96 tim vaksinator, karena kekurangan dokter sekarang hanya bisa 40 tim saja,” ujar Gunarta.

Kendala kedua, ujarnya, berupa infrastruktur peralatan. Dulu pihaknya bisa pinjam laptop di SD, sekarang tak bsia lagi karena SD sudah menggunakannya. Dalam satu tim, tegasnya, harus ada 4 laptop. Karena itu, pihaknya hanya mengoperasikan tim yang sudah lengkap dengan 4 laptopnya.

Kendala ketiga, ujarnya, sesuai juknis Kemenkes, vaksinasi booster hanya boleh dilakukan oleh faskes pemerintah. Sementara dulu ada 30 faskes. 15 dari pemerintah, satu dari RS Mangusada dan 14 dari faskes swasta. Sekarang hanya faskes pemerintah yang boleh sehingga dipastikan jumlahnya berkurang,” tegasnya.

Kendala keempat, ujarnya lagi, menyangkut masalah kendaraan untuk mobilisasi petugas. Untuk ke lapangan pihaknya perlu banyak kendaraan. “Ini kami masih mengalami kendala dan untuk sementara kami berkoodinasi dengan Bagian Umum Pemkab Badung,” katanya.

Terkait dengan kemungkinan adanya lonjakan Omicron, Nyoman Gunarta menegaskan, pihaknya sudah melakukan antisipasi. Jika Jakarta ada ledakan Omicron, 2 atau 3 minggunya Bali sangat berpeluang juga mengalami lonjakan. Untuk isoter pihaknya sudah menyiapkan di Bakung 150 bed, Wisma Bima 1 ada 60 bed. Kalau kurang lagi, pihaknya sudah menyiapkan Hotel Made untuk masyarakat Badung Utara.

Senada dengan Kadiskes, Dirut RS Mangusada Made Darta juga memaparkan persiapan yang telah dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan Omicron di Badung seperti telah menyiapkan 4 tim vaksinator. Dua tim di tempat, 2 tim lagi mibile. Sementara mengenai tempat perawatan pihaknya sudah menyiapkan di UGD, ruang ICU dan Ok. “Ruangan lain pun siap dialihfungsikan untuk menampung korban Omicron,” ujarnya.

Sebelum menutup raker, Sumerta menyatakan, kesiapan atau antisipasi meledaknya Omicron sangat perlu dilakukan. Hal ini mengingat Badung akan menjadi tuan rumah sejumlah event terkait G20. “Selain even G20, Badung berpeluang menjadi tuan rumah event lain sepanjang pertambahan covid bisa dikendalikan,” tegasnya. RED-MB