Satgas TRC Komnas PA saat memberikan sosialisasi di salah satu sekolah di Negara

Satgas TRC Komnas PA saat memberikan sosialisasi di salah satu sekolah di Negara, Selasa (6/10).

Jembrana (Metrobali.com)-

Kasus pelecehan seks dan persetubuhan terhadap anak dibawah umur serta adanya indikasi terjadinya human trafficking di Kabupaten Jembrana, Bali, mengundang perhatian Komnas Perlindungan Anak (PA).

Satgas/Tim Reaksi Cepat (TRC) Komnas Perlindungan Anak (PA), Naumi, bersama tim Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Jembrana, Selasa (6/10) mendatangi sejumlah sekolah, termasuk SMPN 6 Negara (tempat oknum guru yang menyetubuhi siswinya mengajar).

Selain memberikan pemahaman tentang pencegahan dini terhadap pelecehan seks, TRC Komnas PA juga menyuarakan gerakan stop kekerasan terhadap anak menyusul pasca kejadian pembunuhan Angeline, kasus pembunuhan sadis ibu dan anak di Papua Barat dan bocah dibunuh dan diperkosa pasca diculik dan ditaruh dalam kardus di Jakarta.

Melalui sosialisasi tersebut, pihaknya berharap anak-anak paham dan bisa melindungi diri sehingga tidak terjerumus dalam pergaulan negative, termasuk terhindar dari kekerasan.

“Mulai sekarang kita suarakan stop kekerasan terhadap anak, pelcehan seksual dan human trafficking” ujar Naomi, di SMPN 6 Negara, Selasa (6/10).

Salah satu faktor penyebab adalah kemiskinan, jadi menurut Naomi, merupakan tugas semua kompenen termasuk masyarakat dalam melakukan pengentasan, selain pemerintah. Pihaknya juga berharap kepedulian pada sesama juga ditingkatkan, salah satu cara dengan melakukan revolusi mental.

Siswa juga diminta harus berani bersikap jujur, baik kepada sekolah (guru), maupun kepada orang tua. “Kalian tidak boleh membolos, apalagi berbohong. Kalian harus jujur kepada guru dan orang tua” pintanya. MT-MB