Keterangan Poto : Calon Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan Koster menggelar kampanye di Kabupaten Jembrana.

Jembrana (Metrobali.com)-

Calon Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan Koster menggelar kampanye di Kabupaten Jembrana. Salah satunya menggelar simakrama di Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo. Di hadapan sekitar 500 warga Koster yang berpasangan dengan Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) memaparkan visi, misi dan program kerjanya selama lima tahun ke depan. Yang akan menjadi perhatian serius di Kabupaten Jembrana ada tiga hal yakni, pertanian, pendidikan dan adat istiadat, seni, tradisi agama, budaya.

Semasa masih duduk di Komisi X DPR RI, Koster memang sudah memfokuskan perhatian salah satunya pada bidang kebudayaan. Lebih dari 300 wantilan, GOR dan gedung serbaguna telah dibangun olehnya se-Bali.

Semasa masih menjadi wakil rakyat di Senayan, Koster mengaku pernah reses di Desa Penyaringan. Salah satu aspirasi yang disampaikan warga pengadaan wantilan. “Waktu saya reses di sini salah satu aspirasinya adalah wantilan. Tadi saya diinformasikan jika wantilannya belum cair, makanya saya langsung telepon ke pusat,” cerita Koster mengenai kerja tuntasnya dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat, Minggu 10 Juni 2018.

Dari hasil komunikasinya, dana wantilan yang sedianya direalisasikan sejak enam bulan lalu itu sudah ditransfer ke rekening desa penerima. “Ini kan sedianya dibangun enam bulan lalu, ya. Karena ada suatu proses yang tertinggal, makanya agak lambat. Saya juga bsru tahu, makanya tadi saya langsung telpon ke Jakarta. Tapi tadi laporannya seluruh dana sudah ditransfer. Silakan nanti hari Senin dicek, kalau belum masuk segera kabari saya,” papar Koster kepada warga.

Di akhir masa jabtannya, Koster memperjuangkan 30 pengadaan wantilan se-Bali. Di Jembrana dapat jatah 5 unit wantilan.

Secara keseluruhan, Koster menyebut telah membantu pengadaan 35 wantilan di Jembrana. Itu belum termasuk Pura, sekolah dari SD sampai SMA. Bantuan siswa miskin juga. GOR saya bantu. Sudah begitu ada universitas negeri Akademi Komunitas Diploma I dan II yang mana 80 persen lulusannya terserap di Denpasar. Bantuan infrastruktur untuk hotmix jalan desa kuga, sehingga 90 persen jalan di Jembrana ini sudah bagus, jalan desanya hotmix semua,” katanya.

Di sektor pertanian, Koster ingin menatanya secara keseluruhan mulai hulu hingga hilir. Bahkan, Koster ingin menjadikan sektor pertanian di Jembrana sebagai proyek percontohan di Bali. “Nanti kita kembangkan ke semua subak di Bali kalau di Jembrana ini sukses. Bibit unggul padi dari BATAN itu amat bagus meningkatkan kualitas pertanian dan pendapatan petani,” paparnya.

Di sisi lain, Koster ingin membangun industri pengolahan padi di Jembrana. Tujuannya agar pengolahan padi bisa dilakukan di Jembrana. “Tidak seperti sekarang, padinya dijual ke Banyuwangi, lalu begitu jadi beras hasilnya dijual lagi ke Bali. Maka kita akan urus keseluruhannya,” tegasnya.

Nantinya, pendapatan petani berkisar 20-30 persen dari biaya produksi. “Nanti hasil padinya dibeli oleh BUMD yang dibentuk,” paparnya. Di sisi lain, Koster juga ingin membangun SMA/SMK seperti SMA/SMK Bali Mandara di Kubutambahan, Buleleng. “Ada astamanya, sekolahnya gratis bagi mereka yang berprestasi dan miskin. Nanti biayanya diambil dari APBD. Lulusan SMA/SMK Bali Mandara di Buleleng itu lulusannya diterima di ITB, UI bahkan luar negeri. Setelah lulus SMA nanti lanjut kuliah program S1, S2 dan S3 dalam dan luar negeri. Syaratnya ikatan dinas dengan Pemprov Bali. Setelah lulus mengabdi untuk Bali,” demikian Koster. RED-MB

Editor : Hana Sutiawati