Bangli (Metrobali.com)-

Petani cabai di Kabupaten  Bangli terpaksa gigit jari dan mengurungkan niat untuk memetik untung dibalik melambungnya harga cabai. Pasalnya, tanaman cabai mereka diserang penyakit busuk buah. Petani pun harus menderita kerugian karena gagal panen.

I Nengah  Yar, salah seorang petani cabai asal Desa Pengotan ,  Selasa (2/4) menuturkan penyakait busuk buah , ini berdampak  pada hasil panen yang didapatkan petani. “Hasil panen kami  musim ini sangat jeblok”kata Yar, didaingi sejumlah petani lainnya.

Imbuh dia, sebelum munculnya penyakit busuk buah ini , dari lahan seluas satu petak  para petani mampu mendapatkan  buah cabe merah seberat 10 Kg , namun  sejak munculnya penyakit itu  , dalam satu petak petani hanya mampu mendapatkan buah capai berkisar 4-5 Kg saja.  “Harga cabaia di pasaran boleh tinggi namun kami tidak dapat untung. Pasalnya tanaman mengalami penurunan produksi,”tuturnya lagi.

Sejatinya  para petani sudah berupaya mengobati  tanaman cabainya , dengan cara melakukan penyemprotan , namun upaya  yang dilakukan petani tidak membuahkan hasil .

Bertalian dengan serangan  hama itu , maka  dai pun berharap agara  pemerintah melalui instansi terkait  turun ke lokasi untuk  mencari  penyebab dan juga cara penanganan   penykait busuk buah cabe itu . “Kami harap intansi terkait turun memberikan kan kami informasi untuk mengatasi berbagai penyakit ini,”jelasnya. WAN-MB