Bupati Tamba menerima audensi dari masyarakat desa adat Pengeragoan terkait usulan pembangunan krematorium yang berbasis desa adat, kamis (23/12) di Rumah Jabatan Bupati.

Jembrana (Metrobali.com)-

 

Kabupaten Jembrana akan segera memiliki sarana krematorium atau tempat kremasi bagi umat Hindu yang akan dibangun di atas tanah setra Desa adat Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana. Hal itu diketahui saat Bupati Tamba menerima audensi dari masyarakat desa adat Pengeragoan terkait usulan pembangunan krematorium yang berbasis desa adat, kamis (23/12) di Rumah Jabatan Bupati.

Sebelumnya sempat terjadi dinamika dikalangan masyarakat terkait rencana pembangunan krematorium di kabupaten Jembrana. Ada pihak yang menolak dan mengganggap keberadaan krematorium belum dibutuhkan dan ada pihak yang setuju dan menginginkan adanya krematorium di kabupaten Jembrana.

Namun seiring waktu, kebutuhan krama yang semakin kompleks dalam beryadnya kedepan harus tetap dipertahankan dengan mengikuti perkembangan jaman . Kebutuhan itu tentunya dengan tanpa mengurangi makna beryadnya,sehingga krematorium dianggap penting saat ini.

Dari beberapa desa adat di kabupaten Jembrana yang mengusulkan krematorium, salah satunya desa adat Pengeragoan dinilai sudah siap dengan pembangunan krematorium. Kesiapan tersebut dibuktikan dengan telah diselesaikannya tahapan – tahapan, mulai dari sosialisasi, pembuatan pararem hingga penentuan lokasi pembangunan krematorium.

Bupati Jembrana I Nengah Tamba menyambut baik dengan rencana pembangunan krematorium oleh desa adat Pengeragoan. Hal itu sejalan dengan visi misi yakni Atma Kerthi sebagai pilar adat dan budaya. Dengan adanya krematorium menurutnya umat akan dimudahkan tidak perlu jauh lagi untuk kremasi. “Saya sangat setuju. Dengan adanya krematorium di Jembrana masyarakat akan sangat terbantu. Sesuai dengan tujuan keberadaan krematorium untuk meringankan beban masyarakat dalam melangsungkan ritual ngaben. Jadi apabila ada umat yang ingin melaksanakan kremasi tidak perlu jauh lagi ke luar Jembrana,”ujarnya.

Namun keberadaan krematorium di desa Pengeragoan menurut Bupati tidak lepas dari pariwisata. Mengingat desa Pengeragoan berdampingan kawasan wisata keberadaannya harus mendukung hal tersebut.

Bupati Tamba juga memberikan apresiasinya terhadap langkah desa adat Pengeragoan untuk didepan mengawal pembangunan krematorium, apalagi rencana pembangunannya mandiri, murni menggunakan anggaran desa adat. “Ini patut diapresiasi. Tapi saya ingatkan, kedepan jika sudah terwujud dan besar agar tetap konsisten membantu dan melayani umat. Jangan sampai ada perbedaan atau sesuatu yang dapat merusak apa yang telah dibangun,”imbuhnya.

Bendesa Adat Pengeragoan Made Sugiarta saat melakukan audensi dengan Bupati Jembrana menyampaikan, rencana pembangunan Krematorium tersebut sudah berdasarkan hasil diskusi Desa Adat Pengeragoan. “Kedatangan kami disini untuk minta saran dan persetujuan dari Bapak Bupati terkait rencana pembangunan krematorium, dan astungkara Bapak Bupati menyetujui dan mendukung penuh,”ucapnya.

Ia menjelaskan, berdasarkan RAB yang telah dibuat, pembangunan krematorium diperkirakan menelan anggaran 1,4 milyar yang akan dibangun di setra adat setempat. “Kita sudah dalam tahap pembangunan untuk palinggih prajapati, tembok panyengker keliling, wantilan, tempat pemuhunan, toilet, bale pemiosan dan tempat sampah yang menggunakan anggaran 500 juta murni dari dari dana desa adat. Pembangunan dilakukan bertahap, sambil menunggu hal itu, kami juga ajukan proposal ke Bapak Bupati. Kedepan apabila krematorium sudah dibangun akan dikelola oleh desa adat dan menjadi salah satu unit Bupda (Bagan Usaha Praduwen Desa),”tandasnya.(Humas Pemkab Jembrana)