Jembrana (Metrobali.com)-

Bupati Jembrana I Nengah Tamba meminta agar pihak Jasa Raharja Putra bisa lebih memperhatikan Aurel (11) karena sudah kehilangan semuanya, khususnya terkait hak-haknya.

“Tolong dipercepat hak-haknya, jangan bertele-tele. Kasihan. Dia (Aurel) sudah kehilangan semuanya” ujar Bupati Tamba saat konferensi pers terkait dihentikannya proses pencarian dan pertolongan terhadap korban KMP Yunicee tenggelam di ASDP Gilimanuk, Senin (5/7/2021).

Permintaan khusus ini kata Bupati Tamba karena diusianya yang masih sangat muda ia harus kehilangan segala-galanya, dimana empat orang yang selama ini menyayanginya telah almarhum.

“Tolong perhatikan siapa sebagai ahli warisnya. Untuk ini nanti saya juga minta kepolisian ikut mendampingi. Karena saya sudah canangkan untuk membiayai pendidikan Aurel” tandasnya.

Harapan agar hak korban bisa dipercepat sambungnya, juga berlaku bagi korban lainnya terlebih dimasa pandemi Covid-19, dimana masyarakat sedang kesusahan.

Bupati Tamba juga berharap agar di Pelabuhan Gilimanuk tetap ada posko kendati per hari ini proses pencarian dan pertolongan korban KMP Yunicee yang tenggelam telah dihentikan. Tujuannya adalah untuk memudahkan komunikasi dan memberikan informasi terhadap keluarga korban.

“Jadi, posko semacam pengaduan kalau bisa tetap ada. Komunikasi dan informasi juga jelas. Jangan dioper kesana-kesini. Kasihan, mereka sedang kesusahan” harap Bupati Tamba

Khusus kepada ASDP, Bupati Tamba minta agar lebih memperhatikan keselamatan penumpang. Karena kejadian kapal tenggelam sudah pernah terjadi. Untuk itu kepada pihak ASDP atau Pabean bisa mengecek dengan teliti kondisi kapal karena ini menyangkut manusia, bukan barang.

“Tolong cek dan melatih atau men-setressing nahkoda dan awak kapal. Mohon maaf, ijin dalam hal ini saya mengintervensi karena Jembrana sebagai jalur lalu lintas logistik Jawa-Bali” harapnya.

Menurutnya penyampaian harapan itu untuk ASDP kedepan lebih baik. Dicontohkan terkait KMP Yunicee yang tenggelam, dimana dari 77 penumpang diduga hanya 41 penumpang yang masuk daftar manifes. “Ini dampaknya kurang bagus. Harapan saya tolong layanan juga diperhatikan” imbuhnya.

Ke depan pihaknya juga akan menggelar pecaruan. Karena secara niskala laut (Segara) Selat Bali sudah leteh (kotor) dengan adanya kejadian tenggelamnya KMP Yunicee terlebih ada korban meninggal dunia.

“Pelaksanaan “Nyarunin Segara” atau apa istilahnya akan kami dilaksanakan nanti setelah PPKM Darurat selasai tanggal 20 Juli. Nanti akan kami diskudikan kembali masalah ini (Pecaruan) dengan pihak ASDP” tegas Bupati Tamba didampingi Kepala Basarnas Bali, Gede Darmada dan Waka Polres Jembrana, Kompol Marzel Doni Siahaan.

Sementara Waka Polres Jembrana Kompol Marzel Doni Siahaan mengatakan bahwa anggota Polsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk dan Polair Polres Jembrana akan tetap siap siaga dan tetap hadir di Gilimanuk untuk misi kemanusiaan. “Disini juga ada Ditpolair Polda Bali yang selalu memonitor. Pada intinya kami siap untuk misi kemanusiaan” ujarnya. (Komang Tole)