Tabanan, (Metrobali.com)

 

 Bertempat di area jaba Pura Luhur Batukau, Desa Wangaya Gede, Penebel, Tabanan, Sabtu, (19/3), Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, SE, MM, menghadiri kegiatan penyampaian Pidato Kebudayaan Gubernur Bali “Memuliakan Keluhuran Kebudayaan Bali guna Meningkatkan Kualitas Kehidupan Krama Bali Niskala-Sakala”.

Kegiatan yang dilaksanakan di salah satu Pura yang termasuk Pura Padma Bhuwana ini turut dihadiri Wakil Bupati Tabanan, Bupati/Walikota se-Bali beserta jajaran Forkopimda se-Bali, Ketu DPRD se-Bali, dan dihadiri juga oleh Perbekel, juga Bendesa Adat se-Bali, baik secara langsung maupun melalui daring. Pidato ini juga disiarkan langsung melalui live streaming youtube Pemprov Bali.

Dalam paparannya saat itu, Gubernur Wayan Koster, mengatakan pidato ini merupakan renungan mendalamnya setelah melaksanakan rangkaian ngerestiti bhakti. Sebagai tanggung jawab dalam menyikapi kondisi alam, manusia dan kebudayaan Bali yang mengalami berbagai permasalahan dan tantangan, seiring dengan dinamika perkembangan jaman dalam sekala lokal, nasional dan global.

“Setelah mengalami gering agung pandemi Covid-19 selama lebih dari 2 tahun, sejak kasus Covid-19 pertama kali di Bali tanggal 10 Maret 2020, kini telah mulai ada pertanda secara niskala-sekala. Astungkara, gering agung pandemi Covid-19 metilar,” ucap Gubernur Koster di hadapan seluruh undangan yang hadir.

Oleh karena itu, setelah melaksanakan rangkaian upacara suci di awal tahun ini dengan puncak upacara Ida Batara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih bertepatan dengan Purnama Kadasa 17 Maret 2022, datanglah momentum siklus era baru sejalan dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan semesta Berencana menuju Bali Era Baru.

“Bali Era Baru, suatu era yang ditandakan dengan hadirnya peradaban baru berisi tata titi kehidupan baru, bangkitnya kembali kekuatan energi kehidupan berbasis nilai-nilai kearifan lokal yang harmoni terhadap alam, manusia dan kebudayaan Bali. Sehingga, terwujud Bali yang kawista, Bali yang ajeg tata titi tenterem kerta raharja, Bali yang gemah ripah loh jinawi,” imbuh Koster.

Bali memiliki warisan yang adiluhung berupa adat istiadat, tradisi, seni budaya dan kearifan lokal yang sangat kaya, unik, unggul, agung dan metaksu. Dikatakannya, pada setiap Desa Adat telah terdapat tradisi luhur yang terwariso turun temurun, berupa dedolanan atau permainan rakyat, cecepetan atau olahraga, usada atau pengobatan, kewicaksanaan atau pengetahuan, undagi atau arsitektur, boga atau kuliner dan satwa atau tradisi lisan.

Hal itu dikatakan Koster, telah terbangun membangun jiwa dan raga krama Bali. Pada ragam tradisi itu terkandung nilai-universal, sehingga cakapan an ketrampilan krama Bali di nidang tradisi dapat menjadi media berprestasi di tingkat lokal, nasional dan internasional. Selain itu, tradisi Bali seprti usada dan kuliner juga dikatakannya dapat dikembangkan menjadi industri produk olahan yang berdaya saing.

Nilai tradisi juga terwujud dalam seni dan budaya yang merupakan kekayaan genuin Bali, sepwrti sesolahan atau seni tari, tetabuhan seni kerawitan, reringgitan atau seni pedalangan, meranggi atau seni lukis, nogog atau seni patung, pepatran atau seni kria, nyastra atau Bahasa Aksara, dan wawastran atau busana. Hal ini diharapkan agar tetap dijaga dan dilestarikan oleh seluruh krama Bali guna meningkatkan kualitas hidup.

Namun dalam akhir pidatonya saat itu, Gubernur Koster mengajak segenap krama Bali dimanapun berada. ” Mari bersama-sama dengan penuh kesadaran, berguru kepada leluhur dan penglingsir kita tentang kekuatan rasa bhakti yang diwujudkan dengan sikap pageh, kukuh, tidak pernah lelah dan tidak pernah menyerah dalam kondisi seberat apapun,” pinta Koster.

Senada dengan Gubernur Koster, Bupati Tabanan sangat mendukung kiat-kiat yang disampaikan Gubernur asal Buleleng tersebut. Dikatakannya, bahwa Memuliakan Keluhuran tradisi dan Kebudayaan Bali guna Meningkatkan Kualitas Kehidupan Krama Bali Niskala-Sakala, merupakan hal yang wajib diwujudkan sebagai seorang Kepala Daerah. Ia berharap, semua pihak mampu bersinergi mewujudkan apa yang menjadi cita-cita bersama. (RED-MB)